Israel dan AS Jauhkan Umat Islam dari Yerusalem

 

Islam memiliki kaitan erat dengan Yerusalem, namun musuh-musuh Islam berupaya untuk menjauhkan umat Islam dari kota suci tersebut.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Asia Middle East Center for Research & Dialogue (AMEC), Muslim Imran, dalam Seminar Internasional yang diselenggarakan oleh Laboratorium Ilmu Politik, Program Magister Ilmu Politik, dan Program Studi Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah bekerja sama dengan AMEC serta Academy for Islamic Jerusalem Studies (ISRA) dari Inggris, pada Jumat, 29 November 2024.

Muslim Imran menjelaskan bahwa Amerika Serikat terus melanjutkan upayanya dalam menduduki Yerusalem dengan memberikan bantuan kepada Israel hingga mencapai 3 miliar Dolar AS per tahun dan membiarkan ekspansi permukiman liar Israel di wilayah pendudukan Palestina.

Dalam seminar tersebut, Dosen Program Studi Ilmu Politik, Miftahul Ulum, menyampaikan pentingnya bagi umat Islam untuk merencanakan masa depan Al Aqsha. Miftahul mengatakan bahwa langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memetakan situasi terkini, mengidentifikasi tren dan pemicunya, serta menjajaki berbagai skenario masa depan Al Aqsha. Selain itu, umat Islam harus memetakan visi masa depan Al Aqsha dan mengembangkan strategi pembebasan kota tersebut.

Miftahul juga menekankan bahwa informasi yang dimiliki umat Islam terkait pembebasan Al Aqsha harus diubah menjadi aksi nyata. "Inilah yang disebut inforaction, yaitu mentransformasikan informasi menjadi tindakan," ujarnya. Langkah selanjutnya adalah menyatukan visi masa depan dan merancang aksi yang dapat diwujudkan.(*)

Editor: Repelita Elok Prima

Baca Juga