Repelita Jakarta – Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Keadilan Sejahtera Bidang Organisasi, Administrasi, dan Literasi Kepartaian, Rahmat Saleh, menekankan pentingnya menyusun desain pemilihan umum 2029 sejak dini. Ia menyampaikan hal tersebut dalam diskusi bersama peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional, termasuk Prof Zuhro, di Jakarta pada Jumat 24 Oktober 2025.
Rahmat menyatakan bahwa pembahasan ini tidak terlepas dari keputusan Mahkamah Konstitusi yang baru-baru ini dikeluarkan. Menurutnya, demokrasi yang kuat tidak cukup hanya dijalankan secara prosedural, melainkan harus ditopang oleh sistem yang adil, transparan, dan berbasis data.
Kalau kita ingin hasil pemilu yang berkualitas, maka desain sistemnya harus berbasis riset. Demokrasi bukan hanya soal memilih, tapi juga soal memastikan pilihan rakyat diterjemahkan dalam kebijakan yang berpihak, tegas Rahmat.
Ia menjelaskan bahwa partai politik memiliki tanggung jawab moral untuk memperkuat fondasi demokrasi melalui inovasi kelembagaan dan tata kelola yang terbuka. Salah satu langkah penting adalah membangun sinergi antara lembaga politik dan lembaga riset agar arah kebijakan pemilu lebih terukur dan objektif.
Kita harus berani melihat kelemahan sistem pemilu kita hari ini. Mulai dari biaya politik yang tinggi, lemahnya kaderisasi partai, hingga representasi politik yang belum merata. Semua itu harus dikaji secara ilmiah agar bisa diperbaiki dengan pendekatan berbasis bukti, ungkapnya.
Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Sumatera Barat tersebut juga menyoroti pentingnya pendidikan politik yang berkelanjutan bagi masyarakat. Ia menilai bahwa rendahnya literasi politik menjadi salah satu hambatan utama dalam mewujudkan demokrasi yang substantif.
Demokrasi yang berkualitas berawal dari desain yang cerdas dan berbasis riset. Kita ingin sistem politik yang melahirkan pemimpin terbaik, bukan sekadar mereka yang pandai memainkan mekanisme, tutup Rahmat.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok
