Repelita Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyatakan penolakan terhadap kehadiran atlet senam Israel yang dijadwalkan bertanding di Jakarta dalam ajang 53rd Artistic Gymnastics World Championships Jakarta 2025.
Ia meminta pemerintah untuk tidak mengeluarkan visa bagi atlet tersebut agar tidak bisa masuk ke wilayah Ibu Kota.
“Dan kalau saya, yang paling penting visanya gak usah dikeluarin aja, supaya gak ke Jakarta,” ujar Pramono di Balai Kota pada Rabu, 8 Oktober 2025.
Menurutnya, kehadiran atlet Israel tidak memberikan manfaat apapun, terlebih cabang olahraga yang diikuti adalah gimnastik.
“Karena gak ada manfaatnya dalam kondisi seperti ini ada atlet (Israel), apalagi atlet gimnastik ya,” ucapnya.
Pramono memperingatkan bahwa jika atlet tersebut tetap dipaksakan bertanding di Jakarta, hal itu berpotensi memicu kemarahan publik.
“Itu bertanding di Jakarta dan pasti akan menyulut membangkitkan kemarahan publik dalam kondisi yang seperti ini,” katanya.
Ia juga menyinggung pidato Presiden Prabowo Subianto di Sidang Majelis Umum PBB yang menurutnya sudah sangat jelas menunjukkan sikap Indonesia terhadap genosida di Palestina.
"Apalagi pidato Bapak Presiden Prabowo Subiyanto di PBB sudah clear, jelas. Jadi tidak perlu diterjemahkan lagi," tuturnya.
Sebagai Gubernur Jakarta, Pramono menegaskan bahwa dirinya tidak akan memberikan izin bagi atlet Israel untuk bertanding di Ibu Kota.
"Yang pertama tentang atlet Israel kalau ke Jakarta, tentunya sebagai Gubernur Jakarta dalam kondisi seperti ini pasti saya tidak mengizinkan," tegasnya.
Ia juga mengingatkan agar pihak-pihak yang berencana mengundang kontingen Israel berpikir ulang karena hal tersebut hanya akan menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
“Dan yang paling prinsip saya juga berharap pemerintah dalam hal ini, ataupun organisasi yang ingin mengundang harus berpikir seribu kali," ujarnya.
Pramono menilai bahwa memori masyarakat Indonesia terhadap tragedi kemanusiaan di Gaza masih sangat kuat dan melekat.
Karena itu, menurutnya, menghadirkan atlet Israel di Jakarta merupakan langkah yang tidak bijak.
"Karena apapun yang terjadi di Gaza masih memorinya itu melekat di kita semua," pungkasnya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok