Repelita Jakarta - Di tengah upaya pemerintah melakukan reformasi di tubuh Kepolisian Republik Indonesia, pengamat Haidar Alwi menyampaikan bahwa pembenahan Polri tidak bisa hanya dilakukan dari dalam institusi.
Menurut Haidar, reformasi harus bergerak dua arah, termasuk melibatkan masyarakat dalam memberikan penilaian terhadap kinerja Korps Bhayangkara.
Ia menyebut bahwa kepercayaan publik terhadap Polri masih menjadi pekerjaan rumah yang besar.
Haidar menilai bahwa jika dilihat dari aspek penegakan hukum, pelayanan publik, dan pemanfaatan teknologi, terdapat banyak indikator objektif yang menunjukkan peningkatan efektivitas Polri.
Berbagai reformasi internal telah dilakukan oleh Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo bersama jajaran.
Namun, Haidar menyebut bahwa di tengah kemajuan tersebut, masih muncul paradoks berupa rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polri.
Paradoks ini menunjukkan bahwa persepsi publik sering kali tertinggal dari kenyataan faktual.
Dalam keterangan resmi yang dikutip pada Kamis 16 Oktober 2025, Haidar menyampaikan bahwa sebagian besar masyarakat masih menilai Polri melalui kacamata masa lalu.
Penilaian tersebut kerap dipengaruhi oleh beberapa kasus viral yang tidak dibarengi dengan apresiasi terhadap kerja-kerja Polri dalam pelaksanaan tugas.
Akibatnya, muncul kesenjangan persepsi terhadap institusi kepolisian.
Haidar menegaskan bahwa di era media sosial saat ini, kesalahan yang dilakukan oleh satu personel Polri dapat merusak reputasi institusi secara keseluruhan.
Sebaliknya, kerja-kerja baik yang dilakukan oleh ratusan ribu personel sering kali tertutup oleh kesalahan tersebut.
Ia menyatakan bahwa membangun kepercayaan masyarakat terhadap Polri adalah proses panjang yang tidak cukup hanya dengan prestasi teknis.
Menurutnya, hal itu membutuhkan kedewasaan masyarakat dalam menilai, kejujuran media dalam memberitakan, dan keberanian moral Polri untuk terus memperbaiki diri.
Haidar menyebut bahwa saat ini Polri sudah berada di jalur yang tepat melalui penguatan pelayanan publik, penegakan hukum yang profesional, dan keterbukaan terhadap kritik.
Ia menekankan bahwa kinerja Polri adalah capaian yang dapat diukur, sementara kepercayaan publik adalah refleksi subjektif yang harus dijaga bersama.
Haidar menyampaikan bahwa Polri telah berbuat, berbenah, dan membuktikan diri.
Kini, menurutnya, giliran masyarakat untuk beralih dari keraguan menuju pengakuan.
Kepercayaan tidak akan tumbuh jika hanya satu pihak yang bekerja keras membangunnya.
Ia juga mengaitkan pandangannya dengan pernyataan Mahfud MD, salah satu calon anggota Komite Reformasi Polri.
Mahfud menyebut bahwa kinerja Polri dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan kemajuan yang signifikan.
Haidar menilai bahwa pengakuan tersebut bukan sekadar pujian, melainkan penegasan dari seorang tokoh yang dikenal tegas terhadap hukum dan konsisten dalam integritas.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

