Repelita Malang - Acara Rihlah Sinergi Dakwah ke-6 yang digelar di sebuah hotel di Kota Malang pada Sabtu, 4 Oktober 2025, berujung pembubaran paksa oleh sekelompok massa.
Kegiatan tersebut menghadirkan sejumlah tokoh publik yang dikenal aktif menggugat keabsahan ijazah mantan Presiden Joko Widodo.
Di antara narasumber yang dijadwalkan hadir adalah Roy Suryo, Tifauzia Tyassuma atau Dokter Tifa, Sugi Nur Raharja atau Gus Nur, serta Ustaz Andri Kurniawan.
Pembubaran acara memicu reaksi dari berbagai pihak, termasuk wartawan senior Edy Mulyadi yang menyampaikan pandangannya melalui kanal Youtube BANG EDY CHANNEL.
Menurut Edy, alasan yang digunakan massa untuk membubarkan acara adalah karena para narasumber dianggap menyebarkan provokasi, intoleransi, radikalisme, dan faham khilafah.
Edy menduga bahwa pembubaran tersebut tidak lepas dari pengaruh mantan Presiden Jokowi, meski telah lengser selama satu tahun.
Ia menilai bahwa cengkeraman kekuasaan Jokowi masih terasa hingga ke aparat daerah.
“Tapi cengkeramannya masih terasa hingga aparat di daerah,” ujar Edy.
Edy juga menyoroti sikap aparat kepolisian yang berada di lokasi acara.
Menurutnya, polisi cenderung memberi ruang kepada massa untuk bertindak.
Sementara itu, aparat Korem disebut menunjukkan sikap profesional dan proporsional dalam menghadapi situasi tersebut.
“Sedangkan aparat Korem bersikap profesional dan proporsional,” kata Edy. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok