Repelita Jakarta - Reshuffle Kabinet Merah Putih yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto memunculkan gelombang diskusi di berbagai kalangan, mulai dari ruang publik hingga forum internal organisasi masyarakat.
Ketua Kagama Cirebon Raya, Heru Subagia, turut memberikan tanggapan. Ia menilai perombakan tersebut sarat dengan dinamika politik yang tajam dan memunculkan pesan keras kepada kelompok tertentu.
Menurut Heru, reshuffle bukan semata pergantian jabatan, melainkan langkah berani yang memperlihatkan eskalasi politik di lingkar kekuasaan.
“Berkaitan dengan reshuffle, selain Menteri Keuangan, seperti Budi Arie dan yang lainnya, ini saya lihat memang terjadi ketegangan politik yang kompleks,” ujar Heru dalam keterangannya pada Senin, 8 September 2025.
Heru menghubungkan peristiwa ini dengan kebijakan kontroversial sebelumnya yang dijalankan Prabowo, yaitu pemberian abolisi dan amnesti kepada Tom Lembong serta Hasto Kristiyanto.
"Ini dinamis dan cepat, sebenarnya sudah ada latar belakang yang menyertainya, ketika Prabowo memberikan abolisi dan amnesti kepada dua tokoh nasional," sebutnya.
"Inilah awal melahirkan kebijakan yang cukup berani, dramatis, dan saat ini sudah terjadi,” tambahnya.
Ia juga menyinggung momen demonstrasi besar yang sempat mengguncang ibu kota. Dalam situasi itu, Heru mencermati kehadiran Megawati Soekarnoputri di sisi Prabowo saat rapat terbatas bersama para ketua partai.
“Saya lihat Megawati dalam kondisi urgent seperti demo besar-besaran, di situ ada rapat terbatas antar ketua partai, justru yang ada di sampingnya adalah Megawati. Bukan Gibran sebagai second line Prabowo Subianto,” tegasnya.
Heru berpendapat bahwa peristiwa tersebut menjadi sinyal ancaman serius terhadap posisi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang dikenal dekat dengan kelompok politik asal Solo.
"Ini menunjukkan langkah awal sudah dimulai, ketika amnesti diberikan kepada Hasto. Ini menjadi ancaman juga bagi Gibran ketika rapat terbatas dengan jajaran parpol, di situ justru hadir Megawati,” jelasnya.
Ia menambahkan, keputusan Presiden Prabowo dalam reshuffle kali ini bukan sekadar rotasi biasa. Menurutnya, keputusan tersebut merupakan langkah ekstrem yang dijalankan tanpa tanda-tanda awal kepada kubu Gibran.
“Ini akhirnya melahirkan keputusan berani dan menurut saya sedikit brutal. Karena tidak ada alarm terhadap politisi geng Solo yang sudah menjadi bagian dari Pemerintahan Prabowo. Seperti Budi Arie dan teman lainnya yang hari ini kena reshuffle,” ucap Heru.
Heru bahkan menegaskan bahwa dengan langkah ini, Prabowo kini berhadapan langsung dengan kelompok tersebut.
“Prabowo sudah berperang head to head terhadap geng Solo,” tandasnya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok