Repelita Jakarta - Ketua Majelis Syuro Partai Ummat, Amien Rais, menyampaikan penilaiannya terhadap kinerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sejak dilantik pada 24 Oktober 2024.
Menurut Amien, program yang dijalankan belum memperlihatkan hasil maksimal dan lebih banyak berhenti pada wacana.
“Setelah mencermati kinerja Presiden Prabowo sejak pelantikannya, saya menilai belum maksimal,” kata Amien Rais dalam keterangannya pada Senin, 8 September 2025.
"Ada banyak kemungkinan mengapa terkesan terlalu banyak omon-omonnya daripada kerja konkrit," tambahnya.
Ia mencontohkan persoalan harga bahan pokok yang hingga kini masih menjadi beban bagi masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah.
“Misalnya satu saja, harga beras masih dianggap terlalu mahal bagi rakyat kebanyakan,” tegasnya.
Amien mengakui bahwa cita-cita Presiden Prabowo untuk menekan angka kemiskinan hingga nol adalah niat yang luhur. Namun, menurutnya, realitas di lapangan jauh dari harapan.
“Sesungguhnya cita-cita Pak Prabowo ingin menekan angka kemiskinan sampai ke angka nol sangat luhur dan terpuji. Tetapi kenyataan di lapangan masih menyedihkan,” ujarnya.
Selain itu, Amien menyinggung adanya gangguan dari dalam pemerintahan yang disebutnya berasal dari manuver politik Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
"Keinginan untuk membangun Indonesia supaya lebih manusiawi andai kata tidak ada move-move Jokowi menusuk pemerintahan Prabowo dari dalam,” jelasnya.
Ia menilai ada pihak-pihak tertentu yang sengaja melemahkan posisi Prabowo.
“Belakangan, sesungguhnya kehidupan bangsa kita mengkis-mengkis,” ujar Amien.
Bahkan, ia mengungkap adanya operasi politik yang ditujukan untuk merusak reputasi orang-orang kepercayaan Presiden Prabowo.
“Diberitakan ada operasi politik hancurkan orang kepercayaan Presiden Prabowo,” katanya.
Amien pun memperingatkan agar Jokowi tidak lagi ikut campur dalam jalannya pemerintahan.
“Saya pernah katakan, Jokowi tidak boleh lagi menganggu pemerintahan Prabowo yang sudah menggeh memperbaiki yang dilakukan Jokowi 10 tahun lalu,” tegasnya.
Ia menutup pernyataannya dengan menyebut bahwa jika situasi ini dibiarkan, posisi Prabowo justru bisa terancam oleh manuver politik Jokowi.
“Jadi bisa-bisa bukan Prabowo yang menggulung Jokowi, tapi Jokowi yang akan menggulung Pak Prabowo,” kuncinya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok