Repelita Jakarta - Roy Suryo angkat suara soal tidak munculnya Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di tengah situasi nasional yang sedang memanas akibat gelombang demonstrasi besar-besaran yang berujung kerusuhan di berbagai kota besar.
Roy menuturkan sejak pecahnya aksi pada Senin, 25 Agustus 2025 hingga Minggu, 31 Agustus 2025, publik hanya melihat Presiden Prabowo Subianto yang tampil langsung memimpin negara tanpa kehadiran wakilnya.
“Mulai dari peristiwa seminggu terakhir hingga hari ini, Presiden Prabowo tampak sendirian memimpin negara, meski didampingi penuh oleh jajarannya,” ujar Roy, Senin, 1 September 2025.
“Tanpa didampingi oleh orang yang seharusnya berada di sampingnya yakni sang Wapres Gibran Rakabuming Raka,” tambahnya.
Roy kemudian mempertanyakan mengapa Gibran sama sekali tidak hadir di ruang publik di saat negara sedang menghadapi situasi genting.
“Ada di mana sosok yang 99,9 persen sudah dipastikan sebagai Fufufafa itu seminggu terakhir ini? Kenapa sama sekali tidak tampak batang hidungnya di saat negara sedang genting dan seharusnya memerlukan kekompakan alias Dwi-tunggal Presiden dan Wapresnya?," ucap Roy.
Ia menyebut absennya Gibran membuat sejumlah pihak kembali mendesak DPR untuk memproses pemakzulan.
“Oleh sebab itu menjadi sangat aktual dan wajar jika Forum Purnawirawan Prajurit TNI kembali mendesak dan mengirimkan surat ke DPR-RI untuk pemakzulan Fufufafa,” tegasnya.
Roy juga menyinggung aktivitas Gibran yang menurutnya lebih banyak diisi pertemuan dengan kelompok kreator konten yang sering menyerang kebijakan pemerintah melalui media sosial.
Ia merujuk pada unggahan TikTok berdurasi 6 menit 40 detik dari akun @forensik14 yang memperlihatkan pertemuan Gibran dengan sejumlah kreator.
“Secara membagongkan, sebagaimana diposting di TikTok oleh akun @forensik14, Fufufafa ini malah sibuk dengan para termulnya yang bergabung dengan Gerombolan YouTube Ceboker Nusantara untuk memaki-maki anggota DPR. Bahkan juga menyerang kebijakan Presiden Prabowo setelah ada abolisi dan amnesti beberapa waktu lalu,” beber Roy.
Menurut Roy, kelompok itu bahkan sempat diterima di Istana Wapres dan dijadwalkan ikut dalam kunjungan ke Ibu Kota Nusantara, meski rencana tersebut akhirnya batal.
Ia menambahkan bahwa ketika Presiden Prabowo memberikan pernyataan resmi terkait situasi nasional pada Minggu, 31 Agustus 2025, keberadaan Gibran kembali tidak terlihat.
Padahal, acara tersebut dihadiri pimpinan lembaga tinggi negara dan ketua umum partai politik besar.
“Sekali lagi Fufufafa tak tampak batang hidungnya di sana,” ucap Roy.
Dalam kesempatan itu, Prabowo menyampaikan kebijakan tegas seperti pencabutan keanggotaan DPR yang melanggar aturan, revisi tunjangan DPR, serta moratorium kunjungan kerja ke luar negeri.
Ia menegaskan penyampaian aspirasi harus dilakukan secara damai sesuai koridor hukum, bukan dengan aksi anarkis maupun penjarahan. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok
