Repelita Jakarta - Amien Rais melontarkan kritik keras terhadap Dewan Perwakilan Rakyat yang menurutnya bersikap ndableg menghadapi aspirasi masyarakat.
Ia menyoroti kebijakan terkait gaji dan tunjangan anggota DPR yang dinilai terlalu tinggi.
Menurut Amien, kondisi ini memicu keresahan publik yang akhirnya melahirkan demonstrasi mahasiswa di sejumlah daerah.
Aksi unjuk rasa tersebut berlangsung di depan gedung DPR RI Jakarta pada Senin 26 Agustus 2024.
Sejumlah mahasiswa juga turun ke jalan di kawasan Malioboro Yogyakarta pada hari yang sama untuk menyuarakan protes serupa.
Mereka menuntut agar DPR lebih transparan dalam penggunaan anggaran negara serta mengkaji ulang besaran gaji yang dianggap tidak masuk akal.
Dalam salah satu orasinya, mahasiswa menyatakan gaji fantastis DPR tidak sebanding dengan kinerja yang ditunjukkan selama ini.
Amien Rais menilai tuntutan mahasiswa sepenuhnya rasional mengingat kondisi ekonomi masyarakat yang semakin terjepit.
Ia mengingatkan DPR agar tidak menutup telinga terhadap aspirasi rakyat yang tengah berjuang menghadapi tekanan hidup.
Amien menyebut, jika DPR terus mempertahankan pola hidup mewah melalui anggaran negara, maka kepercayaan publik akan runtuh.
Sebuah video aksi mahasiswa yang diunggah ke YouTube pada Senin 26 Agustus 2024 memperlihatkan massa membawa spanduk bertuliskan “Tolak Gaji Fantastis DPR”.
Dalam rekaman itu tampak mahasiswa berorasi dengan semangat dan meneriakkan yel-yel menuntut keadilan.
Beberapa di antara mereka membawa ranting kering sebagai simbol penderitaan rakyat kecil.
Amien kemudian mengingatkan bahwa DPR harus kembali berpihak kepada kepentingan rakyat, bukan sibuk menikmati fasilitas.
Ia menegaskan, elite politik tidak boleh kehilangan integritas dengan mengabaikan suara mahasiswa.
Hingga berita ini diturunkan, DPR belum memberikan tanggapan resmi atas kritik dan desakan dari mahasiswa maupun Amien Rais.
Publik menunggu apakah ada langkah konkret dari DPR untuk merespons tuntutan revisi gaji dan tunjangan.
Sebagian kalangan menilai demonstrasi mahasiswa ini merupakan momentum untuk mengoreksi kinerja parlemen.
Amien berharap aksi mahasiswa tidak berhenti di jalan, tetapi juga melahirkan perubahan kebijakan nyata.
Ia juga mengajak pemerintah bersama DPR untuk membuka ruang dialog dengan mahasiswa sebagai jalan keluar.
Dialog yang terbuka diharapkan menghasilkan kesepakatan yang adil bagi semua pihak.
Amien memperingatkan, jika aspirasi rakyat kembali diabaikan, gelombang demonstrasi bisa semakin meluas.
Ia menekankan dana publik harus digunakan secara bijak untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sistem remunerasi DPR, menurut Amien, sebaiknya disesuaikan dengan kondisi ekonomi nasional yang masih penuh tantangan.
Dalam sejarah reformasi, tekanan mahasiswa terbukti mampu membawa perubahan signifikan bagi bangsa.
Amien yakin, suara mahasiswa kali ini bisa menjadi pengingat bahwa kekuasaan tanpa empati hanya akan memicu krisis kepercayaan.
Repelita Online akan terus memantau perkembangan isu ini dan menyajikan laporan terbaru bagi pembaca.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok
