Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Trump Tuduh Obama Berkhianat dan Janji Tangkap, Diduga Cuma Pengalihan Isu

 Viral Trump Sebarkan Video Obama Dipenjara, Cek Faktanya

Repelita Washington - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Selasa 22 Juli 2025 melontarkan tuduhan serius terhadap mantan Presiden Barack Obama dengan menyebutnya melakukan pengkhianatan dan berjanji akan menangkapnya.

Tanpa disertai bukti, Trump mengklaim Obama memimpin upaya untuk menjatuhkan dirinya dengan mengaitkannya secara keliru pada Rusia demi merusak peluangnya di Pilpres 2016.

Seorang juru bicara Obama segera membalas pernyataan Trump dengan menyebut tuduhan tersebut sebagai hal aneh, konyol, dan sekadar pengalihan isu.

Meski Trump sejak lama sering menuding Obama, langkahnya kali ini dinilai sebagai yang terjauh karena menuduh pendahulunya terlibat kriminal.

Dalam pidatonya di Ruang Oval, Trump merespons pernyataan Kepala Intelijen Tulsi Gabbard pada Jumat 18 Juli 2025 yang mengancam akan membawa sejumlah pejabat pemerintahan Obama ke ranah hukum atas penilaian intelijen mengenai campur tangan Rusia pada Pilpres 2016.

Trump memerintahkan deklasifikasi sejumlah dokumen yang menurutnya membuktikan konspirasi untuk melemahkan dirinya, meski Partai Demokrat menyebut tudingan itu mengada-ada.

Trump juga menuding bahwa Rusia dijadikan dalih oleh kubu Obama untuk menggagalkan kemenangannya, meski laporan intelijen AS pada Januari 2017 justru menyebut Moskow hanya berupaya memengaruhi opini publik tanpa memanipulasi hasil suara.

Laporan Komite Intelijen Senat pada 2020 pun menguatkan temuan tersebut bahwa Rusia memang berupaya membantu Trump, tetapi tidak mengubah hasil perhitungan suara.

"Itu ada di sana, dia bersalah. Ini pengkhianatan," kata Trump di Ruang Oval seraya menuding lawan politiknya berkonspirasi menggulingkan dirinya.

Penilaian intelijen AS yang dikeluarkan Januari 2017 menyimpulkan Moskow menggunakan kampanye disinformasi, peretasan, dan robot daring untuk menekan Hillary Clinton sekaligus mendukung Trump.

Bahkan laporan bipartisan Senat pada 2020 juga mengungkap bagaimana agen Partai Republik seperti Paul Manafort hingga WikiLeaks dilibatkan untuk memperkuat operasi tersebut.

Juru bicara Obama, Patrick Rodenbush, menegaskan dokumen yang dikeluarkan Gabbard tak mengubah fakta bahwa upaya Rusia memengaruhi Pilpres AS memang ada, tetapi tak sampai memanipulasi perolehan suara.

Trump dinilai menggunakan tuduhan pengkhianatan ini untuk mengalihkan perhatian publik dari tuntutan agar membuka data tentang Jeffrey Epstein, orang yang dekat dengannya pada 1990-an dan awal 2000-an.

Saat ditanya tentang Epstein, Trump justru mengarahkan pembicaraan pada Obama dan Hillary Clinton, menuduh keduanya terlibat perburuan penyihir untuk menjatuhkannya.

Trump bahkan menyebut Obama tertangkap basah berupaya memimpin kudeta politik.

Sebelumnya, Trump pernah menuding Obama bukan warga AS sehingga memaksa Obama merilis akta kelahiran pada 2011.

Belakangan, tudingan Trump juga melebar ke Joe Biden dengan menuduhnya memalsukan tanda tangan melalui otopen meski Biden membantah keras.

Dokumen intelijen yang dipublikasikan Tulsi Gabbard juga tidak memperkuat tuduhan Trump bahwa Obama merekayasa informasi soal campur tangan Rusia.

Hasil peninjauan Direktur Intelijen Nasional John Ratcliffe memang menemukan kekurangan prosedural, tetapi tetap menilai laporan CIA saat itu kredibel.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.id | All Right Reserved