Repelita Yogyakarta - Teman seangkatan mantan Presiden Joko Widodo di Universitas Gadjah Mada kembali memberikan pernyataan tegas terkait isu dugaan ijazah palsu yang sempat mencuat di ruang publik.
Djohan Utama Perbatasari menyatakan bahwa dirinya adalah saksi hidup yang menempuh pendidikan bersama Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM sejak tahun 1980.
Menurut Djohan, mereka berdua masuk pada tahun yang sama dan resmi diwisuda bersama pada tahun 1985.
“Beliau masuk tahun 1980 bersamaan dengan kami dan diwisuda juga bareng dengan kami tahun 1985,” ungkapnya.
Djohan juga menunjukkan ijazah pribadinya sebagai pembanding guna memperkuat klaim keaslian ijazah milik Jokowi.
Ia berharap, dengan klarifikasi ini, publik bisa mengakhiri perdebatan dan spekulasi mengenai isu yang tidak berdasar tersebut.
“Harapannya dengan ini sudah clear masalah ijazah, tidak lagi dipersoalkan,” ujarnya menegaskan.
Dia menyatakan bahwa dirinya mengenal Jokowi dengan baik sebagai teman satu angkatan dan satu fakultas selama berkuliah di UGM.
“Kami tegaskan sekali lagi bahwa saya adalah saksi hidup dan sebagai teman Joko Widodo, satu kampus dengan beliau,” tambah Djohan.
Djohan sendiri saat ini menjabat sebagai Komisaris di PT Inhutani V sejak 25 Februari 2022.
Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Direktur Usaha Jasa Lingkungan dan Hasil Hutan Bukan Kayu di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Pernyataan Djohan dinilai penting untuk meredam narasi yang berkembang liar dan berpotensi menciptakan ketegangan politik yang tidak perlu.
Sejumlah pihak sebelumnya mempertanyakan keaslian dokumen akademik Jokowi, namun hingga kini tidak ada bukti sahih yang membuktikan tudingan tersebut.
Kesaksian langsung dari teman seangkatannya di UGM memperkuat legitimasi latar belakang pendidikan Presiden ketujuh RI itu.
Dengan fakta dan saksi yang jelas, masyarakat diharapkan dapat lebih bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi.
Kasus ini juga menjadi pengingat bahwa akurasi dan klarifikasi menjadi penting dalam iklim demokrasi yang sehat.
Informasi palsu yang disebarkan tanpa dasar hanya akan memperkeruh suasana dan merusak kepercayaan publik terhadap institusi negara.
Pernyataan Djohan menjadi angin segar di tengah panasnya isu yang berkembang selama ini dan sekaligus mempertegas pentingnya kesaksian langsung dari mereka yang benar-benar mengetahui.
Masyarakat pun kini diminta untuk lebih kritis dan tidak mudah terprovokasi oleh narasi yang tidak memiliki dasar kuat.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok