Repelita Jakarta - Santi, pemilik Sanel Tour and Travel di Pekanbaru, membuat Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer alias Noel dan Gubernur Riau Abdul Wahid kecewa.
Pasalnya, saat keduanya melakukan inspeksi mendadak ke kantor Sanel Tour and Travel, Santi sedang melakukan perjalanan ke Jepang.
Sidak tersebut dilakukan setelah Santi menghadiri rapat dengar pendapat bersama DPRD Riau terkait dugaan penahanan ijazah sejumlah mantan karyawan perusahaan tersebut.
Meski sudah diimbau oleh Kepala Dinas Ketenagakerjaan Pekanbaru, Bobby Rahmat, dan anggota Komisi V DPRD Riau, Santi tetap menolak bertemu dengan Noel dan Abdul Wahid.
Alih-alih menemui keduanya, Santi memilih langsung menuju bandara menjelang jadwal penerbangannya pada pukul 12.00 WIB.
Dia berdalih terlambat membeli tiket dengan tujuan Jepang.
Informasi mengenai Santi terbatas.
Akun LinkedIn bernama Santi Elfianna muncul saat pencarian nama tersebut dikaitkan dengan Sanel Tour and Travel.
Akun itu menyebut Santi sebagai pimpinan perusahaan tersebut.
Namun, tidak ada informasi lebih lanjut mengenai dirinya di akun tersebut.
Kasus ini mencuat setelah 47 mantan karyawan Sanel Tour and Travel mengeluhkan penahanan ijazah setelah mereka mengundurkan diri.
Salah seorang korban, Muhammad Garry Luthi, mengaku ijazahnya ditahan meskipun hanya bekerja satu hari sebagai kurir ekspedisi.
Garry menjelaskan, ia hanya bertahan sehari karena kondisi kerja tidak sesuai ekspektasi.
Ketika meminta ijazahnya kembali, dia justru ditolak.
“Saya ke kantor Sanel dan bertemu Ayi yang memegang ijazah saya. Namun, Ayi bilang tidak bisa dikembalikan. Saya juga tidak bisa bertemu dengan bos, Santi,” ujar Garry.
Upaya Garry untuk mengambil ijazah seminggu kemudian juga gagal.
Dia bahkan diminta membayar denda yang mencapai belasan juta rupiah.
“Kalau mau ambil harus bayar penalti atau denda,” ungkapnya.
Santi membantah para pelapor merupakan karyawan perusahaan dan menegaskan bahwa Sanel Tour and Travel bergerak di bidang pariwisata, bukan ekspedisi.
Meski demikian, Santi telah menyerahkan sejumlah ijazah saat rapat dengar pendapat bersama DPRD Riau.
Kasus penahanan ijazah ini masih berlanjut.
Ketidakhadiran Santi saat sidak Noel dan Abdul Wahid membuat keduanya kecewa.
Noel yang sudah menunggu selama satu jam memutuskan memerintahkan penutupan sementara Sanel Tour and Travel.
Dia menilai sikap Santi tidak menghargai negara.
“Saya sudah dua kali datang, tapi pemilik tidak ada. Ini sangat tidak menghargai negara,” tegas Noel.
Sebelumnya, Noel juga pernah sidak ke kantor tersebut pada 23 April 2025, namun Santi juga tidak ditemui.
Gubernur Riau Abdul Wahid juga mengeluhkan ketidakhadiran Santi saat sidak.
“Kami sudah menunggu lama, tapi mereka tidak datang. Kami pejabat saja dilayani seperti ini, apalagi karyawan,” kata Abdul.
Abdul menyarankan agar Sanel Tour and Travel ditutup sementara sampai ada perkembangan dari pihak kepolisian.
“Saran saya, perusahaan ini harus tutup dulu sampai ada kejelasan dari Polda Riau. Karena kasus ini sedang ditangani oleh Polda,” jelasnya.
“Kami meminta Disnaker Pekanbaru menutup sementara operasional perusahaan ini,” tambah Abdul.
Editor: 91224 R-ID Elok