Repelita Jakarta - Seorang pria bernama Satria, yang sebelumnya berdinas sebagai anggota Korps Marinir TNI AL, kembali menjadi bahan perbincangan setelah diketahui bergabung dengan angkatan bersenjata Rusia.
Riwayatnya sempat mencuat ke publik usai terlibat kasus kekerasan terhadap wartawan di wilayah Sumatera Barat sekitar satu dekade lalu.
Pada 2013, ia bersama dua rekannya dijatuhi hukuman oleh Pengadilan Militer setelah dinyatakan bersalah dalam kasus pemukulan terhadap jurnalis yang tengah bertugas di kawasan Bukit Lampu, Bungus, Padang.
Mereka masing-masing dijatuhi vonis hukuman penjara selama sebelas bulan.
Putusan tersebut juga diikuti dengan pemberhentian Satria dari kedinasan militer.
Beberapa tahun berselang, kabar mengejutkan datang saat muncul informasi bahwa ia berpindah kewarganegaraan dan kini tercatat aktif sebagai bagian dari militer Rusia.
Langkah Satria tersebut memicu perdebatan di tengah masyarakat mengenai pengawasan terhadap mantan prajurit TNI yang diberhentikan tidak dengan hormat.
Pihak Tentara Nasional Indonesia belum mengeluarkan pernyataan resmi menyikapi kabar tersebut.
Hingga kini, belum diketahui secara pasti bagaimana proses keterlibatan Satria dalam struktur militer negara asing tersebut.
Peristiwa ini sekaligus memantik kekhawatiran tentang potensi keterlibatan mantan anggota militer Indonesia dalam konflik global yang berpotensi merugikan posisi diplomatik negara.
Editor: 91224 R-ID Elok