Repelita Jakarta - Ketua Umum GRIB Jaya, Hercules Rosario Marshal, menjadi sorotan publik setelah terlibat polemik dengan purnawirawan TNI.
Kehadiran namanya semakin ramai dibicarakan di media sosial dan berbagai platform berita.
Ada yang mengkritiknya, namun tidak sedikit pula yang membelanya.
Fauka Noor Farid, mantan anggota Tim Mawar Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI, baru-baru ini mengungkapkan jasa besar Hercules untuk Prabowo Subianto.
Fauka menceritakan bahwa Hercules menunjukkan kesetiaan yang luar biasa kepada Prabowo pada saat-saat sulit, khususnya di tahun 1998 ketika Prabowo dituduh terlibat dalam penculikan aktivis.
Pada saat itu, banyak senior dan junior di TNI yang meninggalkan Prabowo, namun Hercules tetap mendampingi dan memberi dukungan moril.
Fauka menambahkan bahwa Hercules bahkan siap turun tangan untuk membela Prabowo jika ada pihak yang mencoba menyerangnya.
"Dia memiliki jasa besar terhadap Pak Prabowo, karena setia di saat-saat sulit," ujar Fauka.
Selain itu, Fauka yang kini menjabat sebagai Direktur Eksekutif Institute Kajian Pertahanan dan Intelijen Indonesia (IKAPII) mengajak semua pihak untuk menghormati jasa Hercules.
Fauka juga menilai bahwa GRIB, ormas yang dibentuk Hercules, seharusnya tidak dipandang sebagai ormas preman, melainkan sebagai organisasi yang membantu masyarakat.
Sebelum GRIB dibentuk, Hercules pernah menemui Prabowo pada 2008 di Hambalang, Jawa Barat, untuk menyatakan niatnya mendirikan ormas.
Prabowo pun mengubah akronim GRIB dari Gerakan Rakyat Indonesia Baru menjadi Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu.
"GRIB adalah bagian dari kekuatan Gerindra yang mendukung jalannya program pemerintahan," jelas Fauka.
Dia juga mencurigai bahwa polemik yang kini muncul terkait GRIB bertujuan untuk melemahkan Gerindra dan orang-orang di sekitar Prabowo.
Fauka menambahkan bahwa meskipun ada beberapa kasus, hal tersebut merupakan ulah oknum yang tidak mencerminkan tujuan utama GRIB.
"Jangan biarkan ulah satu orang merusak citra organisasi. Kita harus bergotong royong untuk membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik," tutupnya.
Sebelumnya, Hendropriyono juga menyatakan bahwa Hercules memiliki jasa yang sangat besar bagi bangsa Indonesia, khususnya di Timor Timur.
Hendropriyono mengungkapkan bahwa Hercules berperan sebagai Tenaga Bantuan Operasi (TBO) dan ikut serta dalam konflik Timor Timur.
Dia menambahkan bahwa Hercules tetap setia kepada Indonesia meskipun banyak orang yang memilih berganti kewarganegaraan setelah Timor Leste merdeka.
Hendropriyono juga mencatat bahwa Hercules mengalami luka berat dalam pertempuran, kehilangan kaki, tangan, dan mata.
Menurutnya, Hercules tidak akan menjadi preman jika kondisi sosial masyarakat mendukungnya.
"Saya rasa dia terpaksa memilih jalan tersebut untuk bertahan hidup," ujar Hendropriyono.
Namun, Hendropriyono juga menyarankan Hercules untuk memperbaiki diri dan organisasinya.
Editor: 91224 R-ID Elok