Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Ijazah Asli Bukan Aib: Roy Suryo Sindir Tajam Sikap Malu Tampilkan Dokumen Pendidikan

Repelita Jakarta - Sorotan publik terhadap keaslian ijazah Presiden Joko Widodo kembali mencuat ke permukaan.

Polemik ini muncul bukan sekadar karena keraguan terhadap dokumen akademik, namun juga berkaitan dengan kebanggaan dan transparansi seorang tokoh nasional dalam menampilkan rekam jejak pendidikannya.

Dr. KRMT Roy Suryo, seorang pemerhati telematika dan multimedia, menyampaikan pandangannya secara tajam terkait hal ini.

Menurutnya, memiliki ijazah asli adalah kebanggaan tertinggi yang seharusnya dimiliki setiap individu, apalagi jika menyandang jabatan publik.

Ia menegaskan bahwa Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai institusi pendidikan tinggi ternama tentu merasa bangga bila alumninya dapat mencapai posisi puncak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

UGM yang telah berdiri sejak 1949 merupakan kampus yang menjunjung tinggi Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Ketiga pilar ini tidak hanya mencetak lulusan cerdas, tetapi juga mengedepankan kontribusi nyata dalam kemajuan masyarakat dan negara.

Roy mencontohkan bahwa banyak nama tokoh alumni UGM yang telah diabadikan sebagai nama gedung kampus.

Hal ini mencerminkan betapa institusi tersebut menghormati dan bangga pada para lulusan aslinya.

Ia menyebut nama-nama seperti Prof Roesseno Soerjohadikusumo dan Prof Herman Johannes sebagai contoh nyata bagaimana UGM menghargai kiprah para alumninya.

Namun, menurut Roy, sangat janggal apabila ada individu yang justru merasa malu atau bahkan menyembunyikan ijazahnya, apalagi jika orang tersebut merupakan alumnus dari UGM.

Fenomena ini dinilainya bertolak belakang dengan semangat kampus kerakyatan yang selama ini dijunjung tinggi oleh UGM.

Ia menyindir dengan menyebut “Ada Apa Dengan Ijazah” sebagai analogi dari situasi tersebut.

Roy juga menyoroti bagaimana kebanggaan terhadap ijazah asli bahkan diterapkan di luar negeri, seperti di Erasmus Universiteit Rotterdam, Belanda.

Di sana, ijazah asli Bung Hatta yang merupakan Wakil Presiden pertama Indonesia dipajang di lobi utama sebagai bentuk penghormatan.

Ia membandingkan hal tersebut dengan situasi di Indonesia yang justru memperkarakan mereka yang berusaha mengungkap keaslian ijazah pemimpin negara.

Fenomena “Diploma Challenge” yang sempat viral di media sosial disebut sebagai bentuk reaksi masyarakat yang merespon ketidakjelasan informasi tersebut.

Warganet dari berbagai latar belakang beramai-ramai menunjukkan ijazah asli mereka sebagai bentuk transparansi dan kebanggaan.

Roy menyimpulkan bahwa jika benar ada peneliti yang mencoba membuktikan secara jujur keaslian dokumen tersebut dan malah dipidana, maka ini bukan sesuatu yang pantas terjadi di negara demokrasi seperti Indonesia.

Ia bahkan menyindir kondisi tersebut hanya layak terjadi di dunia fiksi seperti “Konoha” atau “Ulympus Galia Medussa”, bukan di tanah air yang seharusnya menjunjung tinggi akuntabilitas.

Penutup dari pernyataan Roy ini menjadi pengingat akan pentingnya kejujuran, keterbukaan, dan rasa bangga terhadap latar belakang pendidikan.

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.id | All Right Reserved