Repelita Jakarta - Hotman Paris menyampaikan kritik tajam terhadap pengamat politik Rocky Gerung yang menyoroti kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dalam menangani anak-anak yang bermasalah.
Kemarahan Hotman dipicu oleh komentar Rocky yang menganggap gagasan mengirim anak-anak ke barak militer sebagai pendekatan yang dangkal.
Menurut Rocky, pembinaan di barak hanya mendisiplinkan fisik tanpa menyentuh aspek pemikiran.
Dalam salah satu program televisi, Rocky menegaskan bahwa pendekatan seperti itu tidak efektif dalam membentuk kesadaran berpikir anak.
Ia mengaitkan pendapatnya dengan pemikiran filsuf Prancis Michel Foucault, yang menyebut fungsi barak hanya sebatas mengatur tubuh.
Pernyataan Rocky tersebut langsung direspons keras oleh Hotman Paris melalui media sosial.
Dalam unggahan videonya, Hotman mendukung penuh langkah Dedi Mulyadi dan balik menyindir Rocky sebagai sosok yang hanya bisa berbicara.
Hotman mempertanyakan prestasi Rocky yang selama ini dikenal luas karena retorikanya, bukan kontribusi nyata.
Ia menyebut Rocky tidak punya karya produktif dan hanya hidup dari bayaran sebagai narasumber televisi.
Menurut Hotman, kemampuan menghafal teori tanpa aplikasi tidak menunjukkan kecerdasan yang bermanfaat.
Bahkan, ia menyindir bahwa Rocky lebih cocok dikirim ke barak militer agar tubuh dan lisannya bisa dilatih disiplin.
Hotman menegaskan bahwa kecerdasan seharusnya diterapkan untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, bukan hanya berhenti di tataran teori.
Unggahan Hotman Paris itu pun mendapat dukungan dari berbagai netizen yang ikut mengomentari pernyataan Rocky.
"Rocky ini hanya jago berdialektika. Siapapun yang berdebat dengannya pasti akan kalah. Cocok untuk akademisi, motivator, dan lomba pidato. Tapi kalau urusan kerja dan action mah ‘nol’,” tulis akun @riang***
“Rocky terlalu banyak bicara, tapi kerja nol,” tulis akun @kidu***
“Mantap bang Hotman to the point, langsung kena yang suka omon-omon,” ujar akun @mina***
“Emang sotoy RG, kayak orang udah paling bener aja, coba contohkan dan lakukan dengan nyata, bukan hanya teori dan teori,” komentar akun @nana***
Sementara itu, Dedi Mulyadi juga memberikan tanggapan santai melalui akun Instagramnya terkait anggapan bahwa idenya dangkal.
Menurut Dedi, ia lebih memilih disebut berpikiran dangkal asal bisa menghasilkan sesuatu yang nyata bagi masyarakat.
“Saya memilih menjadi orang yang berpikiran dangkal, tapi melahirkan hamparan tanaman. Daripada mengaku pikirannya dalam, hanya membuat orang tenggelam,” tulis Dedi Mulyadi.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok