Repelita Garut - Ledakan hebat saat pemusnahan amunisi kedaluwarsa milik TNI di Kabupaten Garut menimbulkan perhatian serius dari berbagai pihak.
Politikus PDIP Ferdinand Hutahean menilai kejadian ini tidak boleh dianggap remeh dan harus menjadi momentum perbaikan internal di tubuh militer.
Ia menekankan bahwa peristiwa seperti ini seharusnya menjadi sinyal peringatan bagi institusi TNI.
Dalam pernyataannya, Ferdinand menyoroti beredarnya rekaman video yang diduga memperlihatkan keterlibatan warga sipil dalam proses peledakan amunisi.
Menurutnya, jika benar masyarakat sipil ikut dalam kegiatan tersebut, maka itu merupakan kekeliruan besar.
"Kalau memang video itu valid, sangat disayangkan warga sipil bisa terlibat dalam aktivitas berbahaya seperti peledakan amunisi," ucapnya.
Ferdinand juga mendorong agar TNI segera melakukan perbaikan menyeluruh terhadap sistem internal yang ada.
Ia menilai reformasi internal sangat diperlukan guna meningkatkan kinerja dan integritas lembaga militer tersebut.
Fokus utama menurutnya adalah peningkatan profesionalisme prajurit, terutama dalam hal kemampuan bertempur dan strategi pertahanan negara.
“Peningkatan profesionalisme penting dilakukan dalam hal taktik, strategi, serta kesiapan menjaga kedaulatan negara,” tegasnya.
Ferdinand juga menilai tidak ada masalah jika TNI terlibat dalam pengamanan lembaga lain, seperti Kejaksaan, apalagi jika menyangkut perkara besar seperti kasus korupsi.
“Kalau bantu pengamanan Kejaksaan atau lembaga lain, itu tidak masalah, bahkan positif,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kehadiran TNI di berbagai sektor pemerintahan justru bisa memperlancar jalannya roda pemerintahan.
“TNI bisa saja ditempatkan di berbagai bidang, untuk menjamin kelancaran proses bernegara,” pungkasnya.
Insiden ledakan itu sendiri mengakibatkan 13 orang meninggal dunia, termasuk empat anggota TNI.
Peristiwa tragis tersebut terjadi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin pagi.
Kapuspen TNI Mayjen Kristomei Sianturi mengonfirmasi ledakan itu dan menyatakan seluruh korban telah dibawa ke RSUD Pameungpeuk untuk keperluan autopsi dan pemulasaraan.
Ia menjelaskan bahwa aparat terus berupaya mengamankan lokasi karena dikhawatirkan masih ada potensi ledakan susulan.
Ledakan terjadi sekitar pukul 09.30 WIB saat personel tengah memusnahkan amunisi dari Gudang Pusat Amunisi III milik Puspalad TNI AD.
Proses pemusnahan dilakukan di kawasan milik BKSDA Garut, lokasi yang kerap digunakan untuk keperluan serupa.
Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal Maruli Simanjuntak, juga membenarkan kejadian itu dan menyebut investigasi masih berjalan untuk mencari tahu penyebab pasti ledakan.
Korban meninggal dunia yang telah teridentifikasi antara lain Kolonel Cpl Antonius Hermawan, Mayor Cpl Anda Rohanda, Kopda Eri Dwi Priambodo, dan Pratu Aprio Setiawan.
Korban lainnya adalah warga sipil bernama Agus bin Kasmin, Ipan bin Obur, Iyus Ibing bin Inon, Anwar bin Inon, Iyus Rizal bin Saepuloh, Toto, Dadang, Rustiawan, dan Endang.
Editor: 91224 R-ID Elok