Repelita Jakarta - Ketua Mahkamah Agung Sunarto mengingatkan bahwa hakim sebagai manusia tak mungkin selalu sempurna layaknya malaikat.
Namun, ia menegaskan agar hakim tidak sampai berperilaku seperti setan yang merusak kepercayaan publik.
Sunarto menjelaskan bahwa dalam diri manusia terjadi pertarungan antara kebaikan dan kejahatan yang harus dipilih dengan bijak.
Kesalahan memang manusiawi, tetapi tidak boleh dijadikan kebiasaan atau budaya dalam dunia peradilan.
Orang yang konsisten berbuat baik akan menikmati ketenangan, sedangkan yang melakukan kezaliman akan terus diliputi kegelisahan.
Sunarto mengingatkan para hakim bahwa memilih jabatan berarti memilih jalan kebaikan dan kemaslahatan.
Jika tidak, maka sanksi dari Mahkamah Agung atau tindakan hukum dari aparat penegak hukum menanti.
Pernyataan ini menjadi pengingat penting agar integritas peradilan selalu dijaga demi kepercayaan masyarakat.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok