Repelita Jakarta - Politikus Partai Solidaritas Indonesia, Ade Armando, kembali memicu kontroversi setelah mengkritik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Ketua Umumnya, Megawati Soekarnoputri.
Ade menyarankan agar Megawati belajar praktik demokrasi dari Kaesang Pangarep dan PSI.
Menurutnya, PDIP perlu memperbaiki sikap terhadap perbedaan pandangan dan lebih terbuka terhadap kritik.
Ia menilai penyebutan Jokowi sebagai "petugas partai" menunjukkan minimnya penghargaan terhadap independensi presiden sebagai kepala negara.
Ade menekankan bahwa di bawah Kaesang, PSI mencoba menghadirkan budaya politik yang lebih terbuka, segar, dan menjunjung tinggi perbedaan.
Ia mengatakan bahwa partainya tidak menolak kritik dan selalu membuka ruang dialog dengan siapa pun.
Menurut Ade, ini merupakan bentuk komitmen PSI terhadap nilai-nilai demokrasi yang sehat.
Pernyataan tersebut kemudian menuai reaksi beragam dari masyarakat dan tokoh politik.
Sebagian netizen mengapresiasi keberanian Ade dalam menyuarakan pendapat secara terbuka.
Namun ada pula yang menilai pernyataan tersebut menyerang secara personal dan tidak pantas disampaikan kepada seorang tokoh seperti Megawati.
Sebelumnya, PDIP menggugat Ade Armando sebesar Rp200 miliar atas tuduhan menyebarkan video yang dianggap merugikan citra partai dan pemimpinnya.
Ade sendiri merasa gugatan tersebut tidak berdasar.
Ia menyebut bahwa konten videonya bertujuan untuk memberikan klarifikasi terhadap informasi yang dianggap menyimpang.
Meski demikian, ia menyatakan siap menjalani proses hukum yang berlaku dan akan menghormati keputusan pengadilan.
Ade berharap agar iklim demokrasi di Indonesia tidak tercemari oleh sikap anti-kritik.
Ia mengajak semua pihak untuk menjadikan perbedaan pendapat sebagai bagian penting dari dinamika berdemokrasi.
Editor: 91224 R-ID Elok