Repelita Jakarta – Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, mendapat sorotan publik setelah mengungkapkan contoh hilirisasi dalam sektor pertanian. Dalam acara yang diselenggarakan beberapa hari lalu, Gibran menyebutkan bahwa daun teh yang dikeringkan dapat menjadi contoh hilirisasi yang sukses.
Namun, pernyataan tersebut langsung menuai kritik dari berbagai kalangan. Sebagian masyarakat menilai bahwa contoh yang diberikan Gibran tidak cukup menggambarkan kompleksitas hilirisasi yang sebenarnya.
Pengamat ekonomi, Dr. Faisal Rachman, berpendapat bahwa hilirisasi sejatinya harus melibatkan proses transformasi yang lebih mendalam, bukan sekadar pengolahan bahan mentah menjadi produk setengah jadi. Menurutnya, Gibran harus memahami bahwa hilirisasi membutuhkan riset dan pengembangan yang lebih berkelanjutan agar dapat memberikan dampak ekonomi yang signifikan.
"Contoh hilirisasi seperti ini terkesan simplistis dan kurang menggambarkan pentingnya inovasi dalam industri," kata Faisal.
Tak hanya dari kalangan akademisi, kritik juga datang dari sektor petani dan pelaku usaha. Mereka menganggap contoh tersebut terlalu jauh dari kenyataan yang mereka hadapi dalam mengembangkan produk pertanian. Beberapa di antaranya merasa bahwa hilirisasi yang sesungguhnya membutuhkan kebijakan yang mendukung peningkatan kualitas dan daya saing produk.
Sementara itu, pihak Istana Kepresidenan mencoba meredakan polemik tersebut dengan memberikan klarifikasi. Mereka menyatakan bahwa pernyataan Gibran dimaksudkan untuk menunjukkan langkah awal dalam pengolahan hasil pertanian yang lebih bernilai tambah.
Meski begitu, perdebatan mengenai definisi hilirisasi yang tepat masih berlangsung di masyarakat. Banyak pihak yang berharap agar pemerintah dapat lebih memperjelas kebijakan hilirisasi agar dampaknya bisa lebih terasa di lapangan.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok