Repelita Jakarta – Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto, menilai Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri terburuk sepanjang sejarah Polri pasca-reformasi 1998.
Penilaian ini disampaikan dalam wawancara dengan Suara.com pada 29 April 2025.
Bambang menyoroti sejumlah kasus besar yang terjadi selama kepemimpinan Listyo Sigit, antara lain pembunuhan Brigadir Joshua oleh Irjen Ferdy Sambo, penjualan barang bukti narkoba oleh Irjen Teddy Minahasa, tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang, serta kasus pemerasan oleh oknum polisi terhadap warga asing.
Ia menilai bahwa penanganan kasus-kasus tersebut tidak tuntas dan tidak ada perbaikan signifikan di internal Polri.
Bambang juga memberikan skor 4 dari 10 untuk kinerja Jenderal Listyo Sigit selama menjabat sebagai Kapolri.
Ia menilai bahwa selama empat tahun kepemimpinan Listyo, tidak ada perubahan substansial dalam institusi Polri.
Menurutnya, Polri masih terjebak dalam praktik-praktik lama yang merugikan citra institusi.
Sebagai respons terhadap kritik tersebut, Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni membela Jenderal Listyo Sigit.
Ia menyatakan bahwa menurut pandangannya, Jenderal Listyo adalah sosok yang terbaik dan memiliki integritas tinggi dalam memimpin Polri.
Sahroni menilai bahwa penilaian negatif terhadap Listyo tidak mencerminkan kenyataan di lapangan.
Perbedaan pandangan ini mencerminkan adanya dinamika dalam penilaian terhadap kepemimpinan Jenderal Listyo Sigit.
Sementara sebagian pihak menilai kinerjanya kurang memadai, ada juga yang memberikan apresiasi atas upayanya dalam memimpin Polri.
Kedepannya, penting bagi Polri untuk melakukan evaluasi internal guna meningkatkan profesionalisme dan kepercayaan publik.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok
