Repelita Jakarta - Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, menyampaikan keprihatinan atas tindakan seorang anak muda yang menghina mantan Wakil Presiden Try Sutrisno.
Dalam sebuah diskusi publik, Mahfud menyoroti fenomena demokrasi yang menurutnya sudah berkembang terlalu liar.
Ia menyebut, kini bahkan anak-anak muda dengan mudah menghina tokoh-tokoh bangsa tanpa memperhatikan adab dan etika.
Mahfud mencontohkan salah satu kasus terbaru, yakni seorang pemuda yang menyindir fisik Try Sutrisno secara tidak sopan.
"Seorang anak kecil menghina Pak Try, bilang giginya tinggal dua, harus dicabut," ujar Mahfud.
Ia menambahkan, “Pak Try itu sudah sepuh.
Jasanya kepada bangsa ini sangat besar.”
Mahfud mengingatkan bahwa demokrasi bukan berarti bebas tanpa batas.
Menurutnya, kebebasan menyampaikan pendapat tetap harus dibarengi dengan sikap hormat dan bertanggung jawab.
“Jangan sampai kita merasa paling benar hanya karena bisa bicara di ruang publik,” katanya.
Ia menilai bahwa kondisi demokrasi saat ini sedang mengalami degradasi moral.
Mahfud menegaskan pentingnya pendidikan karakter dan nilai-nilai etika dalam masyarakat.
Terutama bagi generasi muda yang kini aktif bersuara di media sosial.
Ia menekankan, penghinaan terhadap tokoh nasional bisa merusak nilai-nilai kebangsaan.
“Bangsa ini dibangun dengan semangat saling menghormati.
Jangan hilangkan itu demi kebebasan semu,” ucapnya.
Mahfud juga menegaskan bahwa kritik seharusnya diarahkan pada kebijakan, bukan pada pribadi.
Apalagi jika yang diserang adalah sosok tua yang pernah mengabdikan hidupnya untuk negara.
Ia pun mengajak masyarakat untuk kembali menata cara berdemokrasi agar tidak kehilangan arah.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok