GEGER Gibran Hadirkan Monolog yang Menuai Kritik Pedas, Apa yang Salah dengan Pesan yang Ia Sampaikan?

Repelita Jakarta – Video monolog yang diunggah oleh Gibran Rakabuming Raka, Wakil Presiden Indonesia, baru-baru ini menjadi perbincangan hangat di media sosial.

Dalam video berdurasi sekitar 6 menit itu, Gibran membahas sejumlah isu penting, termasuk bonus demografi dan generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa.

Namun, alih-alih mendapat sambutan positif, video tersebut justru disambut dengan kritik tajam dari warganet.

Hingga kini, video tersebut telah ditonton lebih dari 867.000 kali, namun angka dislike mencapai lebih dari 108.000, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan like yang hanya sekitar 44.000.

Sebagian besar warganet mengungkapkan ketidaksetujuan mereka terhadap konten video tersebut.

Banyak yang merasa bahwa pernyataan Gibran tentang pentingnya kompetisi dan peluang bagi generasi muda terasa tidak relevan.

Gibran juga dinilai tidak cukup memberikan wawasan substansial tentang topik yang dibahas.

Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada, Andreas Budi Widyanto, mengungkapkan pendapatnya bahwa pernyataan Gibran yang mengangkat isu budaya kompetisi tersebut seolah bertolak belakang dengan cara dirinya terpilih menjadi wakil presiden.

Menurutnya, cara Gibran mendapatkan posisi tersebut tidak mencerminkan prinsip kompetisi yang sehat.

Di sisi lain, pengamat politik Jamiluddin Ritonga berpendapat bahwa video ini mungkin merupakan upaya dari Gibran untuk tetap berada di panggung politik, terutama menjelang Pemilu 2029.

Meski video tersebut menuai kritik, Gibran tetap berusaha menunjukkan bahwa dirinya layak menjadi pemimpin yang dapat memimpin masa depan Indonesia.

Walaupun demikian, video monolog Gibran ini jelas menunjukkan tantangan yang dihadapinya dalam membangun citra positif di mata masyarakat.

Ia harus bekerja keras untuk meyakinkan publik bahwa dirinya mampu memberikan kontribusi yang nyata. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga