Repelita Jakarta – Wakil Rektor I Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Mukhsin Jamil, menyatakan keheranannya atas kedatangan anggota TNI ke acara diskusi mahasiswa yang digelar oleh Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) pada 14 April 2025.
Diskusi bertema "Fasisme Mengancam Kampus: Bayang-Bayang Militer bagi Kebebasan Akademik" tersebut diadakan di samping Auditorium 2 Kampus 3 UIN Walisongo.
Mukhsin menilai kedatangan aparat militer ke kampus dapat menimbulkan kesan intervensi terhadap kebebasan akademik.
Ia menyebutkan, "Respons kita tentu pertama kali kaget ya, karena loh kok kayak zaman dulu lagi?"
Pernyataan ini mencerminkan keprihatinannya terhadap situasi yang dianggapnya menyerupai masa lalu, di mana kebebasan berpendapat di kampus terbatas.
Sebagai tindak lanjut, pihak rektorat UIN Walisongo berencana untuk meminta klarifikasi kepada TNI terkait kehadiran personel militer dalam kegiatan diskusi tersebut.
Mukhsin menegaskan bahwa kampus harus menjamin kebebasan akademik dan memastikan bahwa kegiatan mahasiswa dapat berlangsung tanpa adanya tekanan dari pihak eksternal.
Sementara itu, Kodam Diponegoro melalui Kapendam IV/Diponegoro, Letkol Inf Andy Soelistyo, menyatakan bahwa TNI menghargai kebebasan berpendapat dan berdemokrasi.
Ia menegaskan bahwa kehadiran TNI dalam kegiatan tersebut bukan untuk mengganggu, melainkan untuk menjaga ketertiban dan keamanan.
Peristiwa ini memunculkan perdebatan mengenai batasan antara kebebasan akademik dan peran aparat militer di lingkungan kampus.
Mahasiswa dan civitas akademika UIN Walisongo berharap agar kejadian serupa tidak terulang dan kebebasan berpendapat tetap dijaga.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok