Repelita Jakarta – Serangan mematikan terhadap rombongan turis di kawasan Pahalgam, Jammu dan Kashmir, India, telah mengguncang dunia internasional. Serangan tersebut mengakibatkan sedikitnya 26 orang tewas, termasuk 25 warga India dan satu warga Nepal, serta 17 lainnya terluka. Kelompok militan yang menamakan diri mereka "Kashmir Resistance" mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Perdana Menteri India, Narendra Modi, yang sedang melakukan kunjungan resmi ke Arab Saudi, segera memutuskan untuk mempersingkat kunjungannya dan kembali ke India pada Rabu pagi. Kepulangannya menunjukkan tingkat keprihatinan yang tinggi terhadap insiden tersebut.
Pemerintah India menanggapi serangan ini dengan serius. Lebih dari 100 orang telah diperiksa, dan sketsa para tersangka telah dirilis ke publik. Operasi keamanan besar-besaran sedang berlangsung untuk menangkap pelaku. India menuduh kelompok yang didukung oleh Pakistan berada di balik serangan ini, meskipun Pakistan membantah tuduhan tersebut.
Serangan ini terjadi di tengah upaya pemerintah India untuk mempromosikan Kashmir sebagai tujuan wisata utama. Namun, insiden ini telah merusak citra tersebut, dengan banyak turis yang memilih untuk meninggalkan wilayah tersebut, menyebabkan dampak ekonomi yang signifikan bagi penduduk setempat yang bergantung pada pariwisata.
Di media sosial, banyak netizen yang mengecam serangan ini dan menyerukan tindakan tegas terhadap pelaku. "Serangan terhadap turis adalah serangan terhadap perdamaian dan kemanusiaan," tulis salah seorang pengguna Twitter.
Pemerintah India berjanji akan memberikan respons yang kuat dan jelas terhadap serangan ini. Perdana Menteri Modi menyatakan bahwa mereka yang bertanggung jawab akan dihukum seberat-beratnya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok