Repelita Jakarta – Politikus Partai Demokrat, Andi Arief, baru-baru ini mengungkapkan pandangannya mengenai pendekatan pembangunan yang dilakukan oleh Dedi Mulyadi dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Andi menyatakan bahwa keduanya memiliki paradigma yang setara dalam membangun daerah.
Menurut Andi Arief, Dedi Mulyadi lebih berfokus pada pendekatan yang dekat dengan rakyat. Ia menilai Dedi aktif dalam rapat Badan Anggaran DPRD Jawa Barat, yang mencerminkan komitmennya terhadap transparansi dan efisiensi anggaran untuk kesejahteraan masyarakat.
Di sisi lain, Andi Arief juga menyoroti kinerja Ahok saat menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina. Andi mempertanyakan sejauh mana Ahok berhasil mewujudkan pembangunan kilang minyak, yang selama ini menjadi wacana publik.
Pernyataan Andi Arief menimbulkan berbagai reaksi dari kalangan politikus dan masyarakat. Politisi PDI Perjuangan, Ferdinand Hutahaean, menanggapi dengan menyebut bahwa pembangunan kilang minyak bukanlah kewenangan Komisaris Utama Pertamina. Menurut Ferdinand, pembangunan kilang merupakan tanggung jawab pemerintah, dan pada masa kepemimpinan Ahok, proyek pembangunan kilang di Tuban oleh Rosneft Rusia terhenti akibat sanksi Amerika terhadap Rusia.
Sementara itu, pengamat politik menilai bahwa perbandingan antara Dedi Mulyadi dan Ahok mencerminkan perbedaan pendekatan dalam membangun daerah. Dedi cenderung lebih fokus pada pembangunan yang langsung dirasakan oleh masyarakat, sementara Ahok lebih mengutamakan efisiensi dan aspek teknis dalam pengelolaan BUMN.
Perdebatan ini mencerminkan dinamika politik dalam pembangunan daerah yang melibatkan peran penting pemimpin daerah dan kebijakan pemerintah pusat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok