Repelita Jakarta - Mantan Anggota Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Syamsuddin Haris, menyoroti lambannya perkembangan penyelidikan kasus pagar laut yang tengah menjadi perhatian publik.
Syamsuddin mencolek Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terkait penyelidikan kasus ini.
"Apa kabar hasil penyelidikan KKP kasus pagar laut?," ujar Syamsuddin di X @sy_haris (8/2/2025).
Ia juga mempertanyakan sikap Polri, Kejaksaan, dan KPK yang hingga kini belum mengambil langkah tegas, padahal menurutnya ada indikasi pidana dalam kasus tersebut.
"Mengapa Polri, Kejaksaan dan KPK masih diam saja, padahal jelas ada potensi pidana," tukasnya.
Lebih lanjut, ia mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk menunjukkan ketegasan dalam penegakan hukum, terutama terhadap pihak-pihak yang dianggap merampas hak nelayan mencari nafkah.
"Presiden Prabowo, publik butuh ketegasan negara dlm penegakan hukum, termasuk terhadap konglomerat hitam yang merampas hak nelayan mencari nafkah," tandasnya.
Penanganan kasus pagar laut yang mengganggu mata pencaharian warga setempat terus dipertanyakan.
Apalagi, pada Sabtu (8/2/2025) malam, kantor ATR/BPN di Kebayoran Baru mengalami kebakaran.
Pegiat media sosial Jhon Sitorus mengaitkan peristiwa ini dengan kasus pagar laut yang belakangan ramai diperbincangkan publik.
"Tepat setelah sebulan kasus pagar laut, Gedung kementerian ATR/BPN kebakaran," ujar Jhon di X @JhonSitorus_18 (9/2/2025).
Ia mencurigai adanya unsur sabotase di balik kebakaran tersebut.
"Apakah mungkin ada sabotase disaat viralnya kasus pagar laut dengan cara membakar gedung? Harapan saya semoga tidak ya," cetusnya.
Ia pun berharap agar aparat segera melakukan penyelidikan secara transparan dan tidak ada upaya untuk menutup-nutupi penyebab kebakaran tersebut.
"Semoga aparat segera bertindak dan jujur serta terukur," Jhon menuturkan.
Meskipun berharap tidak ada upaya sabotase dari pihak yang merasa terancam pada kasus pagar laut, Jhon menduga ada indikasi yang mengarah ke sana.
"Saya yakin, ini bukan sekadar kebakaran tetapi if you know what i mean," tandasnya.
Adapun Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono mendadak mencuri perhatian publik atas pernyataannya soal pagar laut.
Saat ditanya mengenai perkembangan kasus, ia hanya berkelakar dengan menyebut bahwa saat ini bukan lagi pagar laut yang dibicarakan, melainkan elpiji 3 Kilogram.
"Sekarang kan udah LPG, mosok ditanyain lagi?," kata Sakti pada video yang dibagikan ulang oleh Sa'id Didu di akun X pribadinya.
Sebelumnya, gedung Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, mengalami kebakaran pada Sabtu malam (8/2/2025).
Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 23.09 WIB, dengan titik api pertama kali terlihat di ruang humas yang berada di lantai dasar gedung.
Plt Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, Satriadi Gunawan, mengungkapkan bahwa api diduga berasal dari perangkat pendingin udara (AC) yang mengalami korsleting listrik.
Saat kebakaran terjadi, petugas keamanan gedung berusaha memadamkan api menggunakan alat pemadam api ringan (APAR).
Namun, karena api sudah membakar sejumlah dokumen di atas meja dan menghasilkan asap tebal, upaya awal tersebut tidak membuahkan hasil.
Merespons kejadian ini, petugas keamanan segera menghubungi dinas pemadam kebakaran.
Tim pemadam tiba di lokasi sekitar pukul 23.16 WIB dan langsung melakukan upaya pemadaman.
Sebanyak enam unit mobil pemadam kebakaran serta 62 personel dikerahkan untuk mengatasi kebakaran.
Api berhasil dikendalikan pada pukul 23.45 WIB, sehingga tidak menyebar ke bagian lain gedung. Setelah proses pendinginan selesai, pemadaman dinyatakan tuntas pada pukul 00.35 WIB.
Meski dugaan awal menyebutkan korsleting listrik sebagai penyebab kebakaran, pihak berwenang masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan faktor pemicu utama insiden ini. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok