Repelita Jakarta - Politisi Zulfan Lindan memberikan kritik tajam terhadap Connie yang mengklaim telah membawa data video skandal korupsi elite ke Rusia. Zulfan Lindan mempertanyakan klaim tersebut yang disebutnya sebagai langkah yang tidak masuk akal dan berlebihan.
Selain itu, Zulfan Lindan mempertanyakan maksud membawa video skandal korupsi ke Rusia dan dinotariatkan di sana. Menurutnya, langkah tersebut tidak relevan dan justru terkesan sensasional.
Zulfan Lindan menjelaskan dalam sebuah wawancara di youtube 62+, "Kalau ada data penting kenapa tidak dibongkar saja di Indonesia? Mengapa harus membawa-bawa nama Rusia?" Ia menambahkan bahwa pemerintah Rusia memiliki banyak persoalan besar seperti NATO dan konflik di Timur Tengah, sehingga kecil kemungkinan mereka peduli pada urusan internal Indonesia.
Zulfan Lindan menyebut klaim Connie sebagai "omong kosong" dan menganggapnya sekadar upaya mencari perhatian. "Orang Rusia pasti cekikikan kalau dengar hal ini. Apa hubungannya Rusia dengan skandal korupsi Indonesia?" tegasnya.
Zulfan Lindan juga menyoroti bagaimana klaim Connie sering kali melibatkan nama Presiden Putin, yang dianggapnya terlalu jauh dari realitas. Selain membahas Connie, Zulfan Lindan juga menyinggung situasi internal PDIP yang dinilainya sedang tidak stabil. Ia menyarankan agar partai tersebut lebih tenang dalam menghadapi isu-isu seperti dugaan keterlibatan Hasto Kristiyanto dalam kasus korupsi.
"PDIP harus menghadirkan tokoh-tokoh yang bisa berpikir jernih dan mengutamakan solusi, bukan mereka yang memperkeruh suasana," tambahnya.
Isu lain yang turut menjadi sorotan adalah potensi pemanggilan Megawati Soekarnoputri oleh KPK terkait kasus Hasto. Zulfan Lindan menilai bahwa pemanggilan tersebut adalah hal biasa dalam proses hukum. "Jika Ibu Mega dipanggil, datang saja dan jelaskan. Tidak perlu emosional atau merasa di atas hukum. Semua warga negara harus patuh pada aturan hukum," ujarnya.
Zulfan Lindan mengingatkan PDIP untuk tidak terjebak dalam emosi dan kepanikan. Ia menegaskan bahwa partai yang lahir dari perjuangan reformasi seharusnya tidak merosot akibat konflik internal. "Politik adalah soal konsensus dan solusi. Jangan memperbesar masalah dengan langkah emosional," pungkasnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok