Breaking Posts

10/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Anies Baswedan Bahas Dampak Ketimpangan Ekonomi dalam Buku "The Broken Ladder"

 Anies Baswedan, Tokoh Publik (Tangkap layar youtube Refly Harun)

Repelita Jakarta - Anies Baswedan membahas buku The Broken Ladder: How Inequality Affects the Way We Think, Live, and Die karya Keith Payne di saluran YouTube pribadinya.

Dalam pembahasan tersebut, Anies menyampaikan bagaimana buku ini memberikan perspektif baru mengenai dampak ketimpangan ekonomi terhadap kehidupan manusia. Menurutnya, buku ini mengungkapkan bagaimana ketimpangan ekonomi memengaruhi cara berpikir, cara hidup, dan bahkan cara kita mati.

Salah satu poin utama yang ditekankan dalam buku tersebut adalah bahwa ketimpangan ekonomi lebih dari sekadar kemiskinan absolut. Ketimpangan ini memengaruhi perilaku manusia, mendorong individu untuk mengambil keputusan yang lebih berisiko, terutama mereka yang merasa berada di bawah tangga sosial ekonomi.

“Ini adalah pandangan yang cukup baru, bahkan bisa dibilang mengejutkan dan berbeda dari yang selama ini kita yakini,” ucap Anies. Ketika seseorang merasa tertinggal dibandingkan dengan orang lain, muncul dorongan untuk melakukan langkah besar demi memperbaiki posisi mereka, meskipun itu melibatkan risiko tinggi.

Teori sensitivitas risiko yang dibahas dalam buku ini menjelaskan bahwa semakin besar kesenjangan antara kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan, semakin besar pula kecenderungan seseorang untuk mengambil keputusan berisiko. Misalnya, seseorang mungkin memilih pekerjaan dengan risiko tinggi atau terlibat dalam aktivitas yang menjanjikan keuntungan cepat meskipun berpotensi merugikan kesehatan atau stabilitas jangka panjang.

Anies juga menyoroti bagaimana ketimpangan memengaruhi berbagai aspek kehidupan lainnya. Ketimpangan dapat meningkatkan stres, mengganggu kesehatan fisik, dan mendorong munculnya polarisasi politik serta ekstremisme. Bahkan, mereka yang secara ekonomi berada di kelas menengah pun dapat terdampak apabila merasa lebih miskin dibandingkan kelompok lain.

Selain itu, ketimpangan juga membuat individu lebih fokus pada kebutuhan jangka pendek, sehingga mengesampingkan rencana jangka panjang. Hal ini sering kali tercermin dalam perilaku seperti perjudian, meminjam dengan bunga tinggi, atau menunda perawatan kesehatan.

Menurut Anies, pembelajaran dari buku ini sangat relevan bagi Indonesia, mengingat ketimpangan di negara ini masih tinggi. Ketimpangan tidak hanya terjadi antarwilayah, tetapi juga dalam akses pendidikan, pekerjaan, dan sumber daya lainnya.

“Ketimpangan dapat memengaruhi kita semua, bahkan mereka yang sudah berada di bagian atas tangga sosial ekonomi,” ungkap Anies Baswedan. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.id | All Right Reserved