Repelita Jakarta - Istana di Ibu Kota Nusantara (IKN) kembali menjadi sorotan. Hendri Satrio, seorang pengamat politik, menyoroti kondisi area tersebut yang dipenuhi ilalang hingga terkesan tidak terawat meski biaya pemeliharaannya mencapai angka fantastis.
Dalam tayangan YouTube Jangkrik Bos Ala Hensa, Hendri Satrio menyebut kawasan IKN saat ini lebih menyerupai "rumah" bagi jangkrik dan ditumbuhi semak belukar.
"Sekarang di IKN memang jadi tempat tinggal jangkrik. Banyak banget jangkrik di sana karena tumbuh ilalang di mana-mana," ujarnya.
Hendri juga menyindir biaya perawatan IKN yang disebutnya mencapai Rp1,3 hingga Rp1,4 triliun per bulan. Menurutnya, jika hanya untuk membiarkan ilalang tumbuh subur, biaya sebesar itu tidak diperlukan.
"Kalau cuma numbuhin semak-semak sama ilalang itu hujan saja sudah cukup," katanya.
Hendri menyoroti julukan "Green Palace" atau istana hijau pada IKN, yang menurutnya lebih menggambarkan semak belukar dan tanaman liar ketimbang konsep hijau berbasis lingkungan. Ia mempertanyakan apakah konsep hijau yang diusung benar-benar mencerminkan pembangunan berkelanjutan atau hanya sekadar slogan belaka.
Menurutnya, jika IKN memang ingin menjadi kota hijau berbasis lingkungan, langkah strategis harus segera diambil.
"Kalau mau hijau alami ya biarkan saja tumbuh ilalang dan semak. Tapi ini kan ibu kota negara harus ada kejelasan apakah mau dipakai serius atau hanya jadi proyek tanpa pemanfaatan," ujarnya.
Ia menekankan pentingnya pemerintah, terutama pejabat yang telah dilantik, untuk segera pindah dan tinggal di IKN guna menunjukkan keseriusan.
"Kalau IKN mau jadi kota beneran pejabat mulai pindahlah ke sana. Udah hijau sehat banget tuh!" katanya.
Hendri juga mengkritik lambatnya pengambilan keputusan terkait pemanfaatan IKN. Ia menyarankan agar pemerintah segera menentukan apakah IKN akan difungsikan sebagai ibu kota negara, destinasi wisata, atau proyek lainnya.
"Kalau nggak dipakai mubazir. Sok-sokan bangun tapi nggak dipakai buat apa?" tegasnya.
Hendri menyebut bahwa jika IKN belum siap digunakan sebagai pusat pemerintahan, biaya perawatannya lebih baik dialokasikan untuk kebutuhan lain, seperti makan bergizi gratis bagi masyarakat.
"Biarin aja semak belukar tumbuh. Kalau nanti mau dipakai baru dibabat," katanya.
Ia juga mengusulkan agar IKN dijadikan destinasi wisata sementara, mengingat kawasan tersebut sempat ramai dikunjungi saat liburan tahun baru.
"Bisa jadi objek wisata. Orang datang ke sana untuk lihat jangkrik dan semak-semak. Ada bisnis yang bisa berkembang juga," tambahnya.
Hendri berharap agar pemerintah segera mengambil langkah tegas terkait masa depan IKN.
"Semoga IKN yang sudah dibangun ini benar-benar bermanfaat, entah sebagai ibu kota negara atau yang lain. Jangan sampai kedaulatan kita kalah oleh ilalang," pungkasnya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok