Repelita Jakarta - Pegiat media sosial Alifurrahman memberikan kritik tajam terhadap usulan penggunaan dana zakat untuk mendanai program makan siang gratis yang baru saja diluncurkan.
Menurutnya, langkah tersebut menunjukkan kelemahan perencanaan pemerintah dan ketidaksesuaian dalam pengelolaan anggaran.
“Padahal, sebelumnya pemerintah mengatakan bahwa anggarannya ada. Pemerintah sempat meyakinkan masyarakat, 'Tenang saja, anggarannya ada' ketika banyak orang mempertanyakan dan meragukan,” ujarnya dalam sebuah wawancara yang dilansir dari youtube Seword TV.
Alifurrahman menyoroti bahwa zakat memiliki peruntukan yang spesifik dalam ajaran Islam, seperti untuk fakir miskin, mualaf, atau individu yang sedang dalam kesulitan ekonomi.
Menyalurkan zakat untuk seluruh siswa dalam program makan siang gratis dinilai tidak memenuhi syarat penerima zakat, terutama karena tidak semua siswa berasal dari keluarga yang membutuhkan.
Ia juga menyoroti jumlah dana zakat yang terbatas. Dengan total pengumpulan zakat yang masih di bawah Rp1 triliun pada tahun 2024, program yang membutuhkan ratusan triliun rupiah dianggap tidak realistis jika mengandalkan zakat sebagai sumber pendanaan utama.
Baginya, memaksakan penggunaan zakat untuk program ini tidak hanya melanggar aturan agama, tetapi juga tidak efisien secara ekonomi.
Selain zakat, pemerintah juga diusulkan untuk menggalang donasi dari masyarakat. Namun, Alifurrahman mempertanyakan logika di balik usulan tersebut.
Ia menegaskan bahwa tanggung jawab pembiayaan program ini sepenuhnya berada di tangan pemerintah, bukan masyarakat.
Jika pemerintah meminta donasi, hal ini menunjukkan bahwa program tersebut tidak dipersiapkan dengan baik sejak awal.
Alifurrahman juga mengkhawatirkan transparansi dalam pengelolaan donasi masyarakat. Menurutnya, pencatatan dana donasi untuk program yang berskala besar akan sulit diawasi, sehingga berpotensi menimbulkan penyalahgunaan dana.
Kritik Alifurrahman mengarah pada kelemahan perencanaan program makan siang gratis, yang awalnya dijanjikan pemerintah dengan keyakinan bahwa anggaran tersedia.
Namun, munculnya usulan untuk mencari dana tambahan dari zakat dan donasi dianggap sebagai bukti bahwa program ini tidak dirancang dengan matang.
“Ini akan semakin menjadi catatan buruk untuk pemerintah Prabowo. Dan ya, semoga presiden segera memberikan satu langkah atau sikap yang terukur agar tidak terus-terusan menjadi bahan tertawaan,” tutup Alifurrahman. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok