Sujiwo Tejo Kritik Pengawalan Patwal Raffi Ahmad: Arogansi di Jalan

 

Repelita, Jakarta - Kontroversi penggunaan mobil dinas oleh Raffi Ahmad dengan pengawalan patwal RI 36 menuai sorotan publik. Aksi pengawalan tersebut dianggap arogan dan mengganggu kenyamanan pengendara lain di jalan. Budayawan Sujiwo Tejo turut memberikan pandangannya terkait isu ini.

Sujiwo Tejo mengungkapkan rasa jengkelnya terhadap fenomena pengawalan kendaraan pejabat yang semakin memperlebar jarak antara pemimpin dan rakyat. "Saya ingin bicara soal suara nguing-nguing itu. Bukan cuma jengkel, tapi kita akan menghadapi krisis tahun depan," ujar Sujiwo Tejo saat diwawancarai di kanal YouTube Spasi, Jumat, 17 Januari 2025.

Ia juga menyoroti kebijakan pemerintah yang berencana menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) hingga 12 persen. Menurutnya, untuk menghadapi krisis tersebut, pemerintah seharusnya menciptakan rasa kebersamaan antara rakyat dan pemimpin. Namun, pengawalan patwal yang melibatkan mobil dinas malah menimbulkan ketidaksenangan di masyarakat. "Bagaimana rakyat bisa bekerjasama dengan pemimpin jika mereka terus membuat kita kesal di jalan?" tambahnya.

Sujiwo Tejo juga mengingatkan bahwa aturan mengenai kendaraan yang berhak mendapat prioritas di jalan sudah diatur dalam undang-undang. Namun, menurutnya masih ada celah yang memungkinkan penyalahgunaan pengawalan. "Menteri saja tidak boleh sembarangan," tegasnya.

Ia pun menambahkan bahwa jika banyak pejabat keluar bersama pengawalan, akan menyebabkan kemacetan yang parah di jalanan Jakarta, yang tentunya akan semakin membuat masyarakat kesal. Ia juga mengkritik praktik pengawalan yang berlebihan sebagai salah satu bentuk korupsi, mengingat adanya kemungkinan pembayaran kepada petugas patwal.

Dalam Pasal 134 UU No 22 Tahun 2022, diatur bahwa ada tujuh jenis kendaraan yang mendapatkan prioritas di jalan. Namun, dalam praktiknya, aturan tersebut sering kali disalahgunakan, yang menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga