Repelita Jakarta - Kurangnya kemampuan sumber daya manusia (SDM) dan birokrasi yang berbelit menjadi dua faktor utama yang membuat Apple enggan untuk berinvestasi di Indonesia. Peneliti Ekonomi Digital Celios, Dyah Ayu Febriani, menjelaskan bahwa Human Capital Index Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Vietnam.
"Untuk teknologi, kita harus mengetahui bahwa Human Capital Index Indonesia ini masih rendah dibandingkan dengan Singapura, Malaysia, maupun Vietnam. Jadi, pemerintah selain harus membenahi adanya regulasi dan juga pemberdayaan insentif fiskal maupun non-fiskal," kata Dyah, dikutip pada Minggu (12/1/2025).
Dyah menambahkan bahwa untuk mendukung kemajuan teknologi, pemerintah perlu menyiapkan SDM yang lebih tanggap. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan lebih intensif, termasuk dalam bidang teknologi canggih yang dibutuhkan oleh perusahaan besar seperti Apple.
Ketua Umum Indonesian Digital Empowerment Community (IDEC), M. Tesar Sandikapura, turut mengungkapkan bahwa SDM Indonesia belum cukup mampu untuk mengikuti teknologi super canggih yang dimiliki oleh perusahaan seperti Apple.
"Kalau saya lihat banyak faktor, salah satunya masalah kekuatan skill kita sebagai karyawan teknologi," ungkap Tesar, dikutip dari idx_channel.
Selain masalah SDM, Tesar juga menyebutkan faktor lain yang menghambat investasi Apple, seperti masalah rantai pasok (supply chain) dan birokrasi yang masih cukup berbelit-belit di Indonesia.
Negosiasi investasi Apple di Indonesia hingga saat ini masih berlangsung alot. Meskipun perwakilan Apple sudah bertemu dengan pemerintah, belum ada tanda-tanda kesepakatan untuk pembangunan pabrik Apple di tanah air.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok
