Repelita Jakarta - Mantan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, mengungkapkan bahwa KPK pernah membentuk tim untuk mencari Harun Masiku. Namun, sebagian besar anggota tim tersebut disingkirkan melalui tes wawasan kebangsaan (TWK).
Novel menyampaikan hal itu dalam sebuah program yang tayang di YouTube Kompas TV. "Setelah Harun Masiku kabur, dibentuk tim oleh Ketua KPK untuk mencari. Di antaranya ada rekan saya Harun Al Rasyid, raja OTT, Pak Damanik, dan beberapa lainnya. Tapi sebagian besar disingkirkan dengan TWK," ungkap Novel.
Ia menilai situasi itu menghambat proses penangkapan Harun Masiku. "Kalau itu adalah suatu kesengajaan, itu menjadi bagian dari perbuatan untuk menghalangi proses perkara," ujarnya. Meski demikian, Novel menegaskan bahwa hal itu perlu diklarifikasi lebih lanjut.
Novel juga mengaku tidak mengetahui secara pasti apakah ada upaya menghambat kasus Harun Masiku. Ia menjelaskan dirinya dan sejumlah pegawai resmi keluar dari KPK pada 30 September 2021, setelah sebelumnya tidak diperbolehkan bekerja sejak beberapa bulan sebelumnya.
"Saya yakin itu Firli yang punya mau. Kami dipaksa berhenti, tidak boleh mengakses bukti, atau mengerjakan apa pun," katanya, merujuk pada Firli Bahuri, pimpinan KPK saat itu.
Menurut Novel, petugas yang mencari Harun Masiku sebenarnya sudah mendapatkan informasi penting dari informan. Ia bahkan pernah menyampaikan ke publik bahwa timnya bisa menangkap Harun Masiku, tetapi pimpinan KPK tidak merespons.
"Kami sampaikan melalui media bahwa kami bisa menangkap Harun Masiku, tetapi pimpinan KPK diam saja. Saya yakin selama Firli Bahuri menjabat, Harun Masiku tidak akan ditangkap," ujarnya.
Hingga Desember 2024, prediksi Novel tersebut terbukti benar, karena Harun Masiku masih belum tertangkap.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok