Israel Tolak Jenazah Yahya Sinwar Masuk Kesepakatan Gencatan Senjata

 

Repelita, Jakarta – Seorang pejabat Israel dengan tegas menolak kemungkinan memasukkan jenazah pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, dalam kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan.

“Ini tidak akan terjadi. Titik,” ujar pejabat tersebut, seperti yang dilaporkan oleh Times of Israel, menanggapi klaim Hamas yang muncul selama negosiasi gencatan senjata.

Sebelumnya, media Saudi Al-Hadath melaporkan klaim yang belum terkonfirmasi bahwa Hamas menginginkan jenazah Sinwar sebagai bagian dari tahap awal gencatan senjata. Sinwar, yang menggantikan Ismail Haniyeh sebagai Kepala Biro Politik Hamas pada Agustus 2024, tewas pada 18 Oktober 2024 dalam bentrokan dengan pasukan pendudukan.

Berbeda dengan klaim Israel yang menyebut dia bersembunyi bersama "sandera", Sinwar tewas di garis depan dalam perlawanan simbolis yang berani hingga akhir.

Sementara itu, Hamas mengumumkan kemajuan dalam pembicaraan gencatan senjata yang dimediasi Qatar dan Mesir. Pernyataan Hamas ini menunjukkan optimisme mengenai negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengakhiri perang di Gaza dan mengamankan pertukaran tahanan dengan Israel.

Delegasi senior Hamas, yang dipimpin Mohammad Darwish, bertemu dengan Emir Qatar, Sheikh Tamim Bin Hamad Al Thani, di Doha untuk membahas perkembangan terbaru. Seorang pejabat Palestina yang berbicara dengan Al Mayadeen mencatat, sebagian besar hambatan terhadap kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan telah teratasi.

Namun, Hamas tetap menuntut penghentian permanen perang dan penarikan pasukan Israel dari Gaza sebagai syarat untuk kesepakatan apapun. Sementara itu, negara pendudukan Israel tetap keras dengan tuntutannya agar Hamas dibongkar sebagai prasyarat untuk menghentikan perang genosida di Gaza. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga