Repelita Jakarta - Penemuan jasad pria yang mengambang di laut Marunda, Jakarta Utara, pada Minggu, 12 Januari 2025, menimbulkan berbagai tanda tanya. Korban diketahui sebagai pensiunan Badan Intelijen Negara (BIN) dengan pangkat Brigjen, berinisial HO. Penemuan ini kini memicu sejumlah dugaan, salah satunya tentang kemungkinan adanya perseteruan internal di kalangan intelijen.
Direktur Merah Putih Stratejik Institut (MPSI), Noor Azhari, mengungkapkan bahwa kasus ini harus diusut secara transparan dan tuntas. Menurutnya, penyelidikan tidak hanya melibatkan Polairud, tetapi juga perlu melibatkan tim independen untuk memastikan objektivitas dalam prosesnya. “Kematian ini harus diusut secara tuntas dan terang benderang. Jangan hanya melibatkan pihak Polairud saja, tetapi juga melibatkan tim independen untuk memastikan investigasi berjalan objektif,” ujarnya.
Noor Azhari menyoroti sejumlah kejanggalan dalam penemuan jasad tersebut, salah satunya adalah temuan bahwa mobil yang dikendarai korban terjatuh ke laut setelah melaju di sepanjang Kade 07-08 hingga ke ujung dermaga. Namun, informasi yang beredar juga menyebutkan bahwa tubuh korban ditemukan dengan banyak memar. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah kejadian ini murni kecelakaan ataukah ada unsur kekerasan yang melatarbelakangi.
“Dari hasil informasi yang beredar, tubuh korban ditemukan memiliki banyak memar. Ini menimbulkan pertanyaan apakah kejadian ini murni kecelakaan atau ada unsur kekerasan yang melatarbelakangi,” tambahnya.
Selain itu, Noor Azhari juga menyinggung kemungkinan adanya konflik internal di kalangan intelijen yang bisa jadi terkait dengan insiden ini. "Kita tidak bisa menutup kemungkinan adanya perseteruan di dalam kelompok intelijen. Hal ini perlu dicermati lebih dalam oleh aparat hukum,” ujarnya.
Azhari mendesak agar tim independen dari kalangan sipil dilibatkan dalam penyelidikan ini. "Tim independen perlu dilibatkan agar publik yakin bahwa penyelidikan ini benar-benar transparan,” ujarnya. Menurutnya, pengungkapan fakta yang terang benderang sangat penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap institusi negara.
“Ini bukan sekadar kasus kematian biasa. Ada dimensi yang lebih dalam yang menyangkut kredibilitas aparat dan institusi negara. Oleh karena itu, semua pihak harus serius dalam menyelidiki kasus ini,” tutup Noor Azhari. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok