Repelita, Jakarta - Kebakaran hebat melanda Los Angeles, California, Amerika Serikat (AS) sejak Selasa, 7 Januari 2025. Kebakaran yang meluas ini diduga dipicu oleh fenomena alam Angin Santa Ana yang melanda kawasan tersebut. Angin Santa Ana yang kencang dan kering dengan kecepatan lebih dari 70 mph atau 112 km/jam memperburuk kondisi kebakaran yang semakin meluas.
Kebakaran ini diduga bermula dari semak belukar yang terbakar di wilayah Pacific Palisades, Los Angeles. Wilayah selatan California, yang mengalami kekeringan akibat curah hujan rata-rata yang kurang dari 10 persen sejak 1 Oktober 2024, semakin memperburuk keadaan. Keberadaan Angin Santa Ana yang kencang membuat percikan api dengan cepat menyambar dan membakar Pacific Palisades serta Malibu.
Angin Santa Ana sendiri adalah fenomena alam yang terjadi karena kondisi geografis di wilayah barat Amerika Serikat. Fenomena ini menjadi sangat berbahaya apabila disertai dengan kondisi iklim lain, seperti kekeringan. Angin Santa Ana yang kering dan hangat menyebabkan udara menjadi sangat kering, menurunkan kelembapan, serta mengeringkan tumbuhan, sehingga membuatnya lebih rentan terbakar.
Prakirawan cuaca di kantor National Weather Service di Oxnard, California, Mike Wofford, menjelaskan bahwa Angin Santa Ana disebabkan oleh tekanan tinggi yang terbentuk di atas gurun di wilayah barat daya Amerika Serikat. Tekanan tinggi ini bergerak melalui jalur pegunungan di California Selatan menuju daerah bertekanan lebih rendah di lepas pantai Pasifik, menciptakan aliran udara kuat yang bergerak keluar dari Nevada menuju pegunungan pesisir dan wilayah Inland Empire.
Akibat kebakaran ini, jumlah korban tewas kini bertambah menjadi 16 orang. Kebakaran terus meluas dan api bergerak ke arah timur menuju museum seni Getty Center dan ke utara menuju Lembah San Fernando yang padat penduduk. Dua kebakaran terbesar, yakni kebakaran di Palisades dan kebakaran Eaton, telah membakar lebih dari 4.000 hektare dalam sehari. Di Pacific Palisades, kebakaran terparah ini dipicu oleh angin kencang 64 km/jam yang menghanguskan kawasan seluas 3.000 hektare. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok