Repelita Korea Selatan - Kecelakaan pesawat Jeju Air penerbangan 7C2216 di Bandara Internasional Muan menewaskan 179 dari 181 orang di dalamnya, termasuk 173 penumpang dan 8 awak pesawat.
Laporan awal menyebutkan roda pendaratan pesawat gagal bergerak, menyebabkan pesawat tergelincir di landasan pacu sebelum menghantam dinding dan meledak. Namun, pihak berwenang menduga tabrakan burung turut berperan dalam kecelakaan tersebut.
Pengawas lalu lintas udara dilaporkan sempat memperingatkan risiko tabrakan burung beberapa menit sebelum kecelakaan. Salah satu awak pesawat yang selamat juga memberikan kesaksian terkait dugaan tersebut.
Tabrakan burung dikenal sebagai fenomena ketika burung bertabrakan dengan badan atau mesin pesawat. Jika burung terhisap ke dalam mesin, dampaknya bisa berujung pada kebakaran atau ledakan mesin.
Lokasi Bandara Internasional Muan yang berada di dekat lahan pertanian dan daerah pesisir meningkatkan risiko tabrakan burung. Data Korea Airports Corporation menunjukkan Bandara Muan memiliki tingkat tabrakan burung tertinggi di Korea Selatan, dengan total 10 insiden sejak 2019 hingga Agustus 2024.
Bandara telah mengupayakan pencegahan tabrakan burung melalui penggunaan perangkat pencegah, personel khusus, dan teknologi seperti radar dan kecerdasan buatan. Namun, sepenuhnya mencegah kecelakaan tetap menjadi tantangan.
Insiden ini mendorong evaluasi ulang terhadap risiko tabrakan burung di bandara yang terletak di jalur migrasi burung. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok