Repelita Jakarta - Pegiat media sosial Nicho Silalahi menyoroti aksi jalan kaki puluhan warga Kampung Periuk, Cilegon, menuju Jakarta sebagai bentuk permohonan perlindungan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto.
Ia menyebut bahwa langkah tersebut merupakan jeritan masyarakat kecil yang selama ini hidup dari pekerjaan tidak tetap dan berada dalam kondisi ekonomi yang rentan.
Melalui akun X @Nicho_Silalahi pada 21 Oktober 2025, Nicho menyampaikan bahwa warga tersebut bukan berasal dari kalangan elite, melainkan terdiri dari pemulung, buruh harian lepas, pedagang kaki lima, dan kelompok miskin perkotaan.
Menurut Nicho, aksi long march itu dipicu oleh kekhawatiran warga yang terancam kehilangan tempat tinggal mereka di kawasan bekas kuburan China di Cilegon.
Ia menyebut bahwa sejak berdirinya sebuah hotel di wilayah tersebut, warga mulai menerima surat perintah pengosongan lahan yang mengganggu ketenangan hidup mereka.
Nicho mengklaim bahwa ratusan rumah telah dihancurkan secara paksa oleh kelompok yang disebutnya sebagai preman berkedok lembaga swadaya masyarakat.
Ia juga menyampaikan bahwa intimidasi terhadap warga dilakukan melalui surat panggilan dari aparat kepolisian yang dibawa langsung oleh kelompok tersebut.
Dalam kunjungannya ke lokasi, Nicho mengaku menyaksikan langsung bagaimana surat panggilan dari Polda Banten digunakan untuk menekan warga agar meninggalkan rumah mereka.
Ia mempertanyakan sikap pemerintah pusat terhadap kondisi tersebut dan menyampaikan kritik tajam kepada Presiden Prabowo Subianto.
“Mau sampai kapan Pak Prabowo anda biarkan rakyat miskin terus terusir di negara yang katanya sudah merdeka ini?,” tulis Nicho dalam unggahannya.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Istana maupun Pemerintah Kota Cilegon terkait dugaan penggusuran warga Kampung Periuk dan aksi jalan kaki yang viral di media sosial.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok
