Repelita Jakarta - Pengamat politik Rudi S Kamri kembali melontarkan kritik pedas kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia.
Dalam kanal YouTube miliknya, Rudi menilai Bahlil kembali membuat kebijakan blunder yang merugikan masyarakat, kali ini terkait kelangkaan BBM di SPBU swasta.
“Sampai kapan masyarakat dibiarkan kecewa lagi dan lagi? Ini sebabnya ya Bahlil, Bahlil, dan Bahlil!” tegas Rudi dalam video tersebut.
Ia menyebut akibat kebijakan yang dinilai bahlul itu, stok BBM non-subsidi di SPBU swasta seperti Shell, Vivo, dan BP AKR sudah kosong selama lebih dari dua bulan.
Menurut Rudi, masalah ini bermula ketika Kementerian ESDM menolak permintaan SPBU swasta untuk menambah impor BBM.
Padahal, kata dia, pelaku usaha sudah berkirim surat sejak Juni 2025.
“Jawaban baru turun sebulan kemudian dan itu pun cuma bilang kuota impor 110 persen sudah terpenuhi. Lalu Bahlil malah minta swasta beli base fuel dari Pertamina yang kualitasnya tak sesuai standar mereka,” ungkap Rudi.
Akibatnya, impor BBM batal dilakukan dan banyak SPBU swasta kini tutup atau hanya menjual jenis tertentu.
“Shell cuma jual diesel, Vivo hanya RON 92, lainnya kosong semua. Bahkan ada yang sampai PHK karyawan karena stok tak datang,” ujarnya.
Rudi menilai kebijakan yang dibuat Bahlil justru menghambat iklim investasi.
Ia menyebut nama-nama besar seperti Shell dan BP adalah investor asing yang kini kecewa dengan pemerintah Indonesia.
“Kebijakan begini bikin citra investasi rusak. Harusnya pemerintah justru memberi ruang agar Pertamina bisa bersaing sehat bukan dimonopoli.”
Ia juga menyinggung pengalaman pribadi soal kualitas BBM swasta yang menurutnya lebih irit dibanding Pertamina.
“Saya pribadi merasa mobil saya jauh lebih hemat saat isi di SPBU swasta meski lebih mahal. Tapi sekarang? Kosong semua!” keluhnya.
Lebih jauh, Rudi menyindir sikap Presiden Prabowo Subianto yang disebutnya terlalu lama membiarkan menterinya membuat kesalahan berulang.
“Saya tidak tahu kenapa orang seperti Bahlil masih dipertahankan di kabinet. Ini sudah merugikan masyarakat dan mencoreng citra pemerintahan Prabowo,” ujarnya.
Ia menutup opininya dengan nada keras.
“Negara seolah hilang di tengah kegundahan rakyat mencari BBM. Hak rakyat untuk memilih SPBU swasta harus dihormati. Jangan biarkan kebijakan bahlul dari menteri seperti Bahlil merusak kepercayaan publik.”(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

