Repelita Jakarta - Perdebatan publik mencuat setelah beredarnya meme dan mural satir yang menyasar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, terutama terkait kebijakan yang ia jalankan dalam kapasitasnya sebagai pejabat negara.
Ekspresi digital warganet yang menyebar luas di media sosial memicu respons dari sejumlah kelompok yang menilai konten tersebut sebagai bentuk serangan personal.
Meski demikian, hingga berita ini ditulis, Menteri Bahlil telah menyatakan bahwa dirinya memaafkan pihak-pihak yang terlibat dalam penyebaran meme tersebut.
Pengamat politik Rocky Gerung menanggapi fenomena ini dengan menekankan bahwa kritik publik seharusnya dipahami sebagai bentuk evaluasi terhadap kebijakan, bukan terhadap individu atau latar belakang politik seseorang.
Yang diolok-olok adalah menteri. Menteri Bahlil itu mesti dipisahkan supaya teman-teman anak-anak muda Golkar juga paham tentang etika politik yang berhubungan dengan kritik terhadap kebijakan.
Menurut Rocky, kritik yang muncul lebih banyak diarahkan pada keputusan-keputusan strategis yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam dan dampaknya terhadap masyarakat serta lingkungan.
Salah satu kebijakan yang menjadi sorotan adalah rencana pengembangan wilayah Rempang yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat lokal.
Selain itu, wacana pemanfaatan kawasan Gunung Lawu untuk kepentingan energi juga memicu perhatian generasi muda yang semakin peduli terhadap isu keberlanjutan lingkungan.
Publik menilai bahwa pendekatan pembangunan seharusnya mempertimbangkan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian ruang hidup masyarakat.
Fenomena meme dan bentuk kritik visual lainnya menunjukkan bahwa medium digital kini menjadi sarana utama dalam menyampaikan aspirasi dan evaluasi terhadap kebijakan publik.
Respons cepat dan luas dari warganet memperlihatkan bahwa diskusi kebijakan tidak lagi terbatas pada ruang formal, melainkan berlangsung terbuka di ranah publik.
Langkah pelaporan terhadap ekspresi digital tersebut dikhawatirkan dapat menimbulkan kesan bahwa ruang berekspresi dibatasi, yang pada akhirnya menciptakan persepsi bahwa perbedaan pendapat tidak diterima.
Situasi ini menegaskan pentingnya pemahaman terhadap etika politik, di mana kritik terhadap kinerja pejabat publik merupakan bagian dari mekanisme pengawasan sosial dalam sistem demokrasi.
Bahkan ada orang mengirimi saya video satu mural di Kota Sydney yang mengolok-olok Bahlil dengan kata yang sangat kotor. Dan itu pasti orang Indonesia di Sydney yang kesal sama Bahlil. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

