Repelita Jakarta - Laskar Cinta Jokowi mengingatkan Presiden Prabowo Subianto agar berhati-hati dalam menyikapi isu pergantian Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Mereka menilai langkah tersebut bisa menjadi bumerang yang berpotensi merusak kepercayaan publik terhadap pemerintahannya.
Suhandono Baskoro selaku Koordinator Laskar Cinta Jokowi menyampaikan bahwa posisi Kapolri saat ini sangat strategis dalam menjaga stabilitas dan keamanan nasional.
Menurutnya, pergantian pucuk pimpinan Polri tanpa alasan jelas hanya akan menimbulkan kegelisahan di masyarakat.
Dalam keterangan resminya, Suhandono menyebut Polri di bawah kepemimpinan Listyo Sigit telah berupaya menegakkan hukum secara profesional.
Ia menambahkan bahwa sejumlah tugas besar berhasil dijalankan dengan baik, termasuk pengamanan Pemilu hingga pengendalian situasi di daerah rawan.
“Kalau beliau diganti tanpa alasan yang kuat, kepercayaan rakyat terhadap Presiden bisa menurun,” tegas Suhandono pada Minggu, 14 September 2025.
Ia juga menilai bahwa pergantian Kapolri berisiko menimbulkan ketidakpastian politik yang dapat berdampak luas pada stabilitas negara.
Pernyataan senada disampaikan Said Didu melalui akun X miliknya pada Minggu, 14 September 2025.
Dalam cuitannya, ia menulis bahwa segala sesuatunya kini semakin jelas terkait arah politik di balik isu pergantian Kapolri.
Said Didu menyoroti bahwa publik tengah mengawasi ketat, apakah kebijakan ini lahir dari pertimbangan kinerja atau justru kepentingan politik tertentu.
Ia menegaskan bahwa transparansi harus menjadi prinsip utama dalam setiap keputusan yang diambil pemerintah.
Menurutnya, jika alasan pergantian tidak dijelaskan secara terbuka, maka rumor akan berkembang liar dan berpotensi mengganggu legitimasi Presiden di mata rakyat.
Beberapa kalangan juga mengkhawatirkan bahwa isu ini dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk menciptakan instabilitas.
Bagi Laskar Cinta Jokowi, keputusan Presiden Prabowo akan sangat menentukan arah reformasi di tubuh Polri.
Mereka mendesak agar setiap langkah perubahan disertai komunikasi yang baik kepada publik.
Keterbukaan informasi dinilai penting agar masyarakat memahami bahwa kebijakan pergantian Kapolri tidak sekadar manuver politik.
Said Didu menilai semakin banyak suara penolakan menunjukkan kejenuhan publik terhadap ketidakpastian dalam pengambilan keputusan strategis.
Ia mengingatkan bahwa kepercayaan publik merupakan modal utama pemerintahan baru dalam menjalankan program nasional.
Publik kini menantikan sikap resmi Presiden Prabowo, apakah tetap mempertahankan Jenderal Listyo Sigit atau mengambil langkah pergantian. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok