Repelita Jakarta - Amukan rakyat yang terjadi kemarin menandai momentum penting bagi Presiden Prabowo Subianto untuk menanggapi aspirasi asli masyarakat yang kecewa dengan pernyataan, kebijakan, dan tingkah laku penyelenggara negara.
Beberapa tindakan penyelenggara negara dinilai menyakiti hati rakyat yang semakin tercekik oleh kondisi ekonomi yang memburuk.
LaNyalla Mahmud Mattalitti menekankan bahwa nilai-nilai luhur bangsa yang seharusnya menjadi pedoman moral dan etika kini semakin terkikis karena Amandemen Konstitusi 1999-2002 mengubah sistem bernegara yang dirancang para pendiri bangsa.
Sejak Amandemen, kedaulatan rakyat tidak lagi berada di tangan MPR, melainkan berpindah ke partai politik dan Presiden terpilih, melemahkan semangat kolektivisme dan menggantinya dengan individualisme dan hedonisme.
Amukan rakyat yang muncul harus segera ditanggapi. Menertibkan aksi anarkis yang merusak fasilitas publik memang penting, tetapi mengganti penyelenggara negara yang melukai hati rakyat jauh lebih krusial, kata LaNyalla.
Jika pernyataan, kebijakan, dan perilaku pejabat yang terekam digital tidak ditertibkan, upaya Presiden Prabowo Subianto untuk memutar kemudi Indonesia menuju kedaulatan dan kebangkitan akan menjadi kontradiktif karena ketidakadilan menimbulkan gejolak sosial.
LaNyalla mengimbau Presiden untuk mendengar suara asli rakyat dengan membuka istana dan mengundang kelompok masyarakat yang memiliki akal sehat, kejujuran, dan nurani, serta semua ketua umum partai di Senayan.
Langkah ini diharapkan dapat menegaskan niat baik Presiden untuk memutar arah kebijakan nasional kembali ke jalan yang benar, serta mengidentifikasi hambatan yang mengganggu perjalanan bangsa.
Niat baik Presiden dipercaya akan membawa Indonesia ke arah penerapan Pasal 33 UUD 1945 dalam semangat patriotisme, namun hal ini harus didukung oleh sistem bernegara yang mengembalikan kedaulatan kepada rakyat dan kembali ke Pancasila serta UUD 1945 naskah asli, menurut LaNyalla.
Momentum ini menjadi inspirasi untuk membersihkan negeri dan diri, seperti tercermin dalam bait lagu karya Iwan Fals yang menekankan pentingnya kebersihan moral dan sosial atas nama rakyat yang menunggu perubahan. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok