Repelita Jakarta - Mantan Komandan Jenderal Kopassus Mayjen Purnawirawan Soenarko menyatakan kesiapannya mengorbankan nyawa demi Presiden Prabowo Subianto dalam mendesak penyelesaian tuntas dugaan ijazah palsu Joko Widodo.
Soenarko menegaskan isu ijazah ini sebetulnya ringan dan dapat selesai bila Presiden Prabowo bertindak adil dan bertanggung jawab.
Ia secara tegas menyatakan siap mati di depan Presiden dan rakyat untuk melindungi Prabowo.
Eks Danjen Kopassus itu mempertanyakan keberadaan dan sikap Presiden Prabowo setelah polemik ijazah mencuat.
Menurutnya, kegaduhan yang berlarut dapat memecah belah bangsa jika aparat hukum tidak tegas.
Ia juga menilai penyikapan aparat bisa semakin absurd bila tetap lambat.
Soenarko mendesak aparat penegak hukum di bawah Presiden agar objektif dan terbuka.
Ia menekankan jika Prabowo diam, para pelapor akan dianggap melemahkan negara.
Soenarko menuduh Jokowi memakai ijazah palsu sejak menjadi wali kota, gubernur, hingga presiden.
Ia turut menyinggung dugaan ijazah Gibran Rakabuming Raka yang disebutnya tidak lengkap.
Menurut Soenarko, publik dihadapkan pada dilema antara takut bertindak tegas atau membiarkan masalah melebar.
Ia menilai polemik ini ringan namun berpotensi menimbulkan kegaduhan besar.
Soenarko meminta Prabowo turun langsung dan menghentikan spekulasi liar.
Ia yakin dengan ketegasan Presiden, isu bisa terbantahkan oleh fakta.
Polda Metro Jaya telah menaikkan status perkara ijazah palsu Jokowi ke tahap penyidikan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya menyatakan kasus ini resmi disidik sebagai tindak pidana.
Soenarko menanggapi keputusan ini sebagai jalan membuka transparansi.
Ia berharap hasil penyidikan dipublikasikan demi kepuasan publik.
Soenarko memperingatkan bila aparat tidak adil, situasi bisa makin tidak terkendali.
Ia mengingatkan tekanan terhadap hukum hanya membuka kelemahan negara.
Soenarko menegaskan Prabowo harus cepat bertindak agar tidak muncul pertentangan di masyarakat.
Ia mengajak semua pihak tenang dan menunggu proses hukum berjalan.
Baginya, hukum harus menjadi ruang pembuktian, bukan panggung spekulasi politik.
Soenarko menutup pernyataan dengan ajakan memberi ruang pada hukum dan negara menuntaskan masalah secara benar.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok