Repelita Pemalang - Bentrokan yang melibatkan Front Persaudaraan Islam dengan Pejuang Walisongo Indonesia-Laskar Sabilillah di kawasan Pemalang, Jawa Tengah, menimbulkan dampak panjang di tengah masyarakat setempat.
Pihak Dewan Pimpinan Pusat FPI secara terbuka mengecam keras insiden tersebut dan menyebut tindakan PWI-LS sebagai bentuk arogansi yang tidak dapat dibenarkan.
Melalui pernyataan resminya, FPI juga mengajukan sejumlah tuntutan atas peristiwa yang dinilai sebagai serangan brutal dan terencana itu, dengan harapan bisa memulihkan situasi agar tetap kondusif.
Dalam sebuah rekaman yang diunggah kanal YouTube Islamic Brotherhood Television, Habib Rizieq Shihab turut memberikan imbauan agar para jemaah pengajian di Desa Pegundan, Kecamatan Petarukan, tetap menahan diri dan tidak mudah terprovokasi dengan tindakan PWI-LS.
FPI menilai massa PWI-LS selama ini diduga telah melakukan berbagai provokasi yang diarahkan untuk memecah belah umat, mulai dari tindakan rasis, fasis, hingga upaya memicu konflik horizontal dengan membenturkan sesama anak bangsa.
Seorang pria dalam video tersebut menyampaikan bahwa kelompok tersebut sering melakukan tindakan sewenang-wenang berupa tekanan dan pembubaran acara pengajian yang tidak sejalan dengan pemikiran mereka.
Ia juga menegaskan tindakan itu membahayakan keselamatan warga yang sedang beribadah dan secara nyata menjadi ancaman bagi keutuhan masyarakat dan persatuan nasional.
Menanggapi hal ini, FPI menuntut penegak hukum segera menindak tegas dengan menangkap seluruh pihak yang terlibat, termasuk aktor intelektual di balik penyerangan tersebut, agar proses hukum berjalan tanpa pandang bulu.
FPI juga mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk turun tangan dengan membubarkan organisasi PWI-LS karena dinilai membahayakan stabilitas nasional melalui tindakan terorganisir dan sistematis.
Insiden kekerasan ini bermula ketika Habib Rizieq Shihab mengisi ceramah di Desa Pegundan pada Rabu malam 23 Juli 2025 yang kemudian didatangi oleh rombongan massa PWI-LS.
Pertemuan dua kelompok tersebut tidak dapat dihindarkan dan berujung bentrok yang menyebabkan sedikitnya lima belas orang mengalami luka-luka, di antaranya sembilan dari pihak PWI-LS, dua orang anggota FPI, serta empat anggota kepolisian yang berupaya mengamankan keadaan.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok