IPK Jokowi Jadi Sorotan, Josua Tegaskan Nilai Aman dan Minta Publik Tak Tanggapi Candaan Secara Berlebihan

 

Repelita Jakarta - Isu tentang indeks prestasi kumulatif (IPK) mantan Presiden Jokowi kembali menjadi perbincangan setelah pernyataannya viral di X.

Jokowi pernah menyebut bahwa saat kuliah, IPK-nya berada di bawah angka dua.

Pengamat IT, Josua M. Sinambela, menilai pernyataan tersebut tidak perlu dipandang berlebihan.

Ia menganggap candaan Jokowi soal IPK rendah tidak pantas dibahas secara serius.

Semua data akademik Jokowi dapat dicek langsung di Fakultas Kehutanan UGM.

IPK setiap semester dan transkrip nilai akhir tersedia dan bisa diverifikasi.

Berdasarkan penelusuran dokumen akademik, IPK Jokowi masuk dalam rentang wajar bagi mahasiswa pada umumnya.

Rata-rata IPK tersebut berkisar antara angka dua sampai tiga.

Dalam skripsi Jokowi terdapat referensi karya akademisi UGM, Kasmudjo, yang juga berperan sebagai Dosen Pembimbing Akademik (DPA) Jokowi.

Buku yang dikutip dalam skripsi itu berjudul Pengantar Industri Kayu Lapis Indonesia, diterbitkan pada 1982 oleh Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan UGM.

Walau Kasmudjo bukan pembimbing utama skripsi secara administratif, ia tetap memberikan bimbingan intelektual kepada Jokowi.

Jokowi kerap berkonsultasi dengan Kasmudjo selama proses pengerjaan skripsi.

Sebelumnya, pakar forensik digital, Rismon Sianipar, menanggapi pernyataan Jokowi yang mengaku memiliki IPK di bawah dua namun bisa mencalonkan diri sebagai presiden.

Rismon mengutip pernyataan Jokowi yang menyebut tak perlu IPK tinggi untuk menjadi calon presiden.

Namun, secara akademik, Rismon mempertanyakan keabsahan pernyataan tersebut.

Ia menganggap mustahil UGM meluluskan mahasiswa dengan IPK di bawah angka dua.

Pernyataan itu perlu dikaji ulang demi menjaga kredibilitas akademik.

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga