DPR Soroti Kerusuhan di Lapas Musi Rawas dan Tekankan Pentingnya Reformasi Pengelolaan Lapas

 

Repelita Jakarta – Kejadian kerusuhan yang terjadi di Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, pada pagi hari Kamis (8/5) lalu menyoroti kembali masalah mendasar dalam pengelolaan lapas di Indonesia.

Insiden ini dipicu oleh razia ponsel yang digelar oleh pihak lapas pada malam sebelumnya.

Menurut Ketua Komisi XIII DPR, Willy Aditya, insiden ini menunjukkan adanya masalah yang lebih besar terkait tata kelola lapas di tanah air.

Ia menekankan bahwa peristiwa tersebut tidak bisa dianggap sebagai insiden biasa.

Willy Aditya mengungkapkan bahwa kejadian ini menegaskan perlunya perbaikan yang menyeluruh dalam pengelolaan lapas.

Bagi Willy, perubahan ini harus dimulai dengan pembenahan dalam pengawasan dan regulasi yang berlaku di lembaga pemasyarakatan.

Selain itu, ia menilai penting untuk mengganti sistem pembinaan yang ada.

Sistem yang ada saat ini perlu diganti agar lapas benar-benar berfungsi sebagai tempat rehabilitasi dan bukan malah menjadi tempat bagi narapidana untuk terus memperburuk keadaan.

DPR juga menyoroti pentingnya pemisahan narapidana berdasarkan jenis kejahatan yang dilakukan.

Narkoba, misalnya, adalah masalah besar yang perlu penanganan khusus, karena pengelolaan lapas yang kurang baik bisa membuat masalah ini semakin meluas.

Willy juga mengusulkan agar ada reformasi pada aturan yang ada.

Ia meminta pemerintah segera melakukan langkah-langkah konkrit agar lapas tidak menjadi sumber masalah baru yang lebih besar lagi.

Reformasi lapas ini penting agar narapidana dapat menjalani proses rehabilitasi yang lebih efektif dan dapat kembali berfungsi dengan baik dalam masyarakat setelah masa tahanan mereka selesai.

Dengan adanya langkah-langkah yang tepat, diharapkan kejadian serupa dapat dihindari, dan lembaga pemasyarakatan benar-benar berfungsi sebagaimana mestinya.

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga