Repelita Jakarta - Berdasarkan data Bank Dunia, Indonesia menempati posisi kedua dunia dalam jumlah penduduk yang hidup dalam kemiskinan ekstrem dengan standar internasional sebesar US$2,15 per hari atau sekitar Rp10.000.
Lebih dari 100 juta penduduk di Indonesia tercatat masih berada di bawah garis kemiskinan tersebut.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan angka kemiskinan di Indonesia pada Maret 2024 sekitar 25 juta jiwa.
Perbedaan angka ini terjadi karena BPS menggunakan standar penghitungan kemiskinan yang berbeda, yakni sekitar Rp550 ribu per bulan.
Standar yang dipakai BPS jauh lebih rendah dibandingkan dengan acuan Bank Dunia.
Perbedaan konsep perhitungan inilah yang menyebabkan data dari kedua lembaga tersebut berbeda signifikan.
Fenomena ini mengundang perhatian dan komentar tajam dari para warganet di media sosial.
“Klo korupsinya peringkat brp min ?,” tulis akun @apunk_gelapunk.
“Selamat 10 th jokowi menjabat.. Berhasil memiskinkan rakyat dgn beban hutang menggunung,” ungkap @rahmat_sukriadi.
“Termiskin No 2 dan Terkorup No 1,” sindir @nsupriyono74.
“Indonesia nomor 2 di dunia gaji DPR tertinggi,” komentar lainnya.
“Penduduknya miskin , kan yg kaya pemerintahannya,” tulis @ebi_lamsky.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok