Repelita Jakarta – Isu tuduhan ijazah palsu terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mencuat ke permukaan.
Pakar komunikasi politik, Pieter Zulkifli, menilai tuduhan tersebut bukan sekadar soal keabsahan ijazah.
Menurutnya, ini mencerminkan kegagalan sebagian elite politik dan segmen masyarakat dalam memaknai demokrasi serta cara beroposisi secara sehat.
Pieter mengajak publik untuk melihat lebih dalam penyebab munculnya narasi tersebut.
Ia menekankan pentingnya berpikir jernih agar demokrasi tidak tergerus oleh erosi nalar dan etika, terlebih di era di mana informasi mudah diakses.
Sebelumnya, Universitas Gadjah Mada (UGM) telah menegaskan bahwa Jokowi adalah alumni Fakultas Kehutanan dengan rekam jejak akademik yang terdokumentasi.
Namun, isu ini terus beredar, seolah-olah ada skandal besar yang ditutup-tutupi.
Polemik ini menjadi sorotan karena dianggap sebagai ujian bagi kebebasan pers di Indonesia.
Berbagai pihak berharap agar proses hukum yang berjalan tetap transparan dan adil, serta menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar dan bebas dari tekanan. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok