Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Isu Ijazah Palsu Jokowi Semakin Memanas, Roy Suryo Ungkap Kejanggalan Skripsi yang Bikin Heboh Publik

 Ijazah dan Skripsi Jokowi Dituding Palsu, UGM Buka Suara: Ia Kuliah di Sini, Aktif di Silvagama

Repelita Jakarta - Isu ijazah palsu Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) kembali mencuat dan menjadi sorotan publik. Polemik ini semakin mencuri perhatian setelah mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, bersama dua tokoh lainnya, yakni dokter Tifa dan dokter Rismon, menyambangi Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk memverifikasi langsung keberadaan skripsi Jokowi.

Kunjungan mereka menjadi viral di berbagai platform media sosial, terutama X (sebelumnya Twitter).

Roy Suryo, yang selama ini dikenal vokal dalam mengkritisi berbagai kebijakan, kali ini mengungkapkan sejumlah kejanggalan terkait skripsi milik Jokowi yang tersimpan di UGM. Salah satu yang paling mencolok menurutnya adalah absennya lembar pengesahan dosen penguji, sebuah komponen penting dalam karya ilmiah akademis.

Menurut penuturan Roy Suryo, ia bersama dokter Rismon dan dokter Tifa awalnya diperbolehkan masuk hanya bertiga ke ruangan yang disiapkan UGM. Namun, mereka terkejut karena pihak universitas menghadirkan 16 orang sebagai perwakilan, termasuk dua wakil rektor, profesor, dan sejumlah orang yang disebut sebagai teman seangkatan Jokowi.

"Yang bisa masuk hanya kami bertiga. Di dalam ruangan itu, kami berhadapan dengan 16 orang dari UGM. Mereka menyebut sebagian dari mereka adalah teman seangkatan Jokowi," ungkap Roy, dikutip pada Rabu, 16 April 2025.

Pertemuan yang berlangsung cukup singkat tersebut ternyata sempat diwarnai perdebatan sengit. Roy Suryo menyebut suasana sempat memanas dan hampir membuat mereka memilih keluar dari ruangan.

"Kami hanya ingin melihat skripsi Pak Jokowi. Tapi suasana jadi panas, karena ada perdebatan. Kami hampir walk out. Namun, pada akhirnya kami tetap tinggal," jelas Roy.

Pihak UGM awalnya menolak permintaan untuk menampilkan skripsi Jokowi dengan alasan skripsi adalah dokumen pribadi dan dilindungi oleh Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik. Namun, Roy Suryo membantah argumen tersebut dengan tegas. Ia bahkan mengklaim sebagai salah satu orang yang terlibat dalam pengesahan UU KIP (Nomor 14 Tahun 2008).

"Saya bilang, saya ikut membuat undang-undang itu. Dan dalam pasal-pasalnya, jelas disebutkan bahwa skripsi bisa diakses publik. Jadi tidak ada alasan untuk menyembunyikannya," tegasnya.

Setelah melalui perdebatan yang cukup panjang, UGM akhirnya memperlihatkan skripsi milik Jokowi kepada Roy Suryo dan timnya. Mereka bahkan sempat memotret beberapa bagian dari naskah tersebut. Namun, bukannya mereda, Roy justru mengungkap adanya keanehan dalam dokumen tersebut.

Salah satu hal yang dianggap janggal adalah perbedaan jenis ketikan dalam skripsi. Menurutnya, ada bagian yang diketik menggunakan mesin ketik manual, sementara bagian lainnya tampak seperti hasil cetakan digital yang tidak sesuai dengan teknologi yang umum digunakan pada masa itu.

"Perbedaan ketikan sangat mencolok. Bagian batang tubuh skripsi diketik dengan mesin ketik biasa, tapi bagian awalnya dicetak menggunakan jenis font dan teknologi yang terasa janggal untuk era tersebut," jelas Roy.

Yang paling mengkhawatirkan, menurut Roy, adalah hilangnya lembar pengesahan dari dosen penguji. Padahal, lembar tersebut berfungsi sebagai dokumen resmi yang menyatakan bahwa skripsi telah dinilai, disetujui, dan layak secara akademis. Ketiadaan lembar ini bisa menimbulkan keraguan terhadap validitas akademik dari skripsi itu sendiri.

"Kalau dosennya disebutkan secara lisan, itu belum cukup. Harus ada bukti tertulis, yakni lembar pengesahan dengan tanda tangan penguji. Tapi faktanya tidak ada," tambahnya.

Roy juga menyayangkan sikap UGM yang dianggapnya tidak transparan dan tidak siap menghadapi pertanyaan kritis. Padahal, UGM dikenal sebagai salah satu kampus terbaik di Indonesia dan memiliki peringkat tinggi dalam hal keterbukaan informasi publik.

"UGM bahkan belum menyiapkan skripsinya saat kami datang. Dokumen itu harus diambilkan terlebih dahulu. Hal ini sungguh mengecewakan untuk kampus sebesar UGM," katanya.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.id | All Right Reserved